Syafii Maarif: Kadang Kita Lupa Kalau Kita Sama
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perbedaan seringkali memunculkan konflik yang besar dan berakibat fatal, apalagi perbedaan pandangan terhadap hal-hal prinsipil seperti agama.
Ketua Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB), KH Ahmad Syaifii Maarif mengatakan, di negara plural seperti Indonesia, kadang manusia dibutakan dengan perbedaan.
"Kadang-kadang kita lupa kalau kita sama. Lupa karena bahasa, agama, suku yang berbeda, seakan kita tak memiliki kesamaan sehingga konflik terjadi," kata Ahmad saat ditemui satuharapan.com di Aula Gereja Salib Suci, Cilincing, Jakarta Utara, Minggu (30/8).
Dalam pandangan FKUB, ujar Ahmad, umat beragama mesti bekerja sama satu dengan yang lain untuk bantu-membantu sehingga tercipta suasana yang guyub. Guyub dalam dalam pandangan falsafah Jawa ada norma norma yang dijunjung tinggi. Nilai dan norma yang dijunjung tinggi itulah yang disebut nilai kemanusiaan.
"Kita ini sama antara orang Batak, Jawa, Jerman, Tionghoa. Kalau digigit nyamuk sama-sama sakit. Agama juga begitu, berbeda tapi kalau kena api semua merasakan panas. Ini dasar mengapa kita harus guyub dan rukun dalam beragama dan masyarakat," unar Ahmad.
Lebih lanjut ia mengatakan, dialog-dialog keagamaan perlu diadakan berkelanjutan untuk meminimalisasi konflik antarumat beragama seperti yang rentan terjadi di Indonesia. Menurutnya, mendialogkan kerukunan umat beragama merupakan upaya untuk menampung aspirasi satu sama lain.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Puluhan Anak Muda Musisi Bali Kolaborasi Drum Kolosal
DENPASAR, SATUHARAPAN.COM - Puluhan anak muda mulai dari usia 12 tahun bersama musisi senior Bali be...