Tahan Uji Menimbulkan Pengharapan
Pengharapan tidak mengecewakan.
SATUHARAPAN – Saat mengetahui bahwa semester depan akan mulai mengerjakan skripsi, saya terbilang cukup siap. Mengapa? Sebab bisa dibilang bahwa saya termasuk orang pesimistis. Mengetahui kelemahan itu, saya selalu mempersiapkan diri untuk hal yang terburuk. Oleh karena itu, pada semester sebelumnya saya sudah mempersiapkan topik dan bahan untuk skripsi saya nantinya.
Pada Agustus, proposal skripsi awal saya sudah serahkan ke kampus. Awalnya, saya ragu mengambil teori yang saya sendiri belum pahami. Namun, berkat dukungan sahabat, saya mulai yakin untuk memulai skripsi ini. Bahan sudah siap, dosen pembimbing sudah didapat dan pada September saya sudah mulai mencicil dalam pembuatan skripsi.
Ternyata, topik skripsi saya sama dengan skripsi mahasiswa lain. Saya pun menanyakan pendapat dosen pembimbing, dan ia menyarankan saya untuk mengganti topik karena mahasiswa lain itu sudah mencapai bab akhir penelitian. Alhasil, saya yang baru memulai pun sudah gagal di garis start. Saya merasa sangat sengsara, tak tahu harus berbuat apa. Malamnya, dalam kegalauan, saya pasrah dalam doa.
Esok harinya, dalam perjalanan ke toko buku, saya serasa mendapat pencerahan, yang langsung saya komunikasikan dengan dosen pembimbing. Dan setelah disetujui, saya membuat proposal baru dalam minggu yang sama. Tak terlalu mudah memang. Akhirnya skripsi saya pun selesai tepat pada waktunya dan menyandang gelar sarjana.
Saya menyadari, ”kesengsaraan menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan” (Rm. 5:3-4). Dan saya mengalami bahwa pengharapan tidak pernah mengecewakan.
Editor: ymindrasmoro
Email: inspirasi@satuharapan.com
Seluruh Pengurus PGI Periode 2024-2029 Dilantik dalam Ibadah...
TORAJA, SATUHARAPAN.COM-Majelis Pekerja Harian (MPH), Badan Pengawas (BP), Majelis Pertimbangan (MP)...