Tahanan ISIS di Suriah Memberontak, Beberapa Melarikan Diri
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Tahanan di sebuah penjara Suriah yang dikelola pasukan Kurdi Suriah melakukan kerusuhan pada hari Minggu (29/3), dan beberapa tahanan melarikan diri. Penjara itu menahan anggota ISIS (Islamic State of Iraq dan Syria), kata sumber-sumber Kurdi dan Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia.
Seorang anggota senior Pasukan Demokrat Suriah (SDF) yang mengelola penjara Ghouiran di kota Hassakeh, Suriah timur laut, mengakui bahwa pemberontakan telah terjadi.
Pejabat itu, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, mengatakan kepada AFP bahwa anggota ISIS di penjara di sana telah memberontak. "Beberapa dari mereka berhasil keluar ke halaman penjara," tambah sumber itu.
“Pasukan keamanan dalam siaga tinggi, dan pesawat koalisi internasional terbang di atas penjara dan wilayah tersebut," katanya.
Juru bicara militer koalisi, Kolonel Myles Caggins III, mengatakan, "Koalisi membantu mitra Pasukan Demokrat Suriah (SDF) kami dengan pengawasan udara saat mereka memadamkan pemberontakan" di penjara. Namun disebutkan bahwa hanya tahanan tingkat rendah yang ditahan di penjara itu, tambahnya.
Observatorium yang berbasis di London, yang memiliki jaringan kontak yang luas di dalam wilayah Suriah, mengatakan setidaknya empat orang telah melarikan diri dari penjara itu ketika pemberontakan terjadi. Anggota ISIS telah memimpin pemberontakan dan mereka sekarang dikejar oleh pasukan SDF.
Juru bicara SDF, Mustafa Bali, memposting di akun Twitter, mengatakan bahwa para tahanan telah merusak dinding dan merobek pintu-pintu internal. "Situasi masih tegang di dalam penjara," katanya, menambahkan bahwa bala bantuan sedang dalam upaya untuk mengendalikan situasi penjara itu.
Setahun setelah menyatakan kemenangan melawan ISIS di Suriah, pasukan Kurdi Suriah (SDF) masih menahan sekitar 12.000 anggota ISIS di wilayah timur laut negara itu, menurut data mereka.
Mereka adalah warga Suriah, Irak, dan antara 2.500 dan 3.000 orang adalah warga negara asing dari sekitar 50 negara.
SDF telah meminta negara-negara asal anggota ISIS asing itu untuk mengambil kembali mereka, mereka juga menyerahkan pada kelanjutan proses untuk mengadili mereka. Namun banyak negara enggan untuk memulangkan mereka, karena dianggap sudah bukan warga negara mereka.(AFP)
Editor : Sabar Subekti
Tentara Ukraina Fokus Tahan Laju Rusia dan Bersiap Hadapi Ba...
KHARKIV-UKRAINA, SATUHARAPAN.COM-Keempat pesawat nirawak itu dirancang untuk membawa bom, tetapi seb...