Tahanan ISIS Memberontak di Suriah
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Anggota kelompok Negara Islam (ISIS) yang dipenjara melakukan kerusuhan dan mengambil kendali atas sebuah penjara di timur laut Suriah selama beberapa jam, sampai pihak berwenang pimpinan Kurdi menegosiasikan diakhirinya kerusuhan pada hari Minggu (3/5).
Kerusuhan dimulai hari Sabtu (2/5) di sebuah penjara di kota Hassakeh, salah satu fasilitas terbesar di mana anggota ISIS ditahan, dan kontrol kembali pulih pada Minggu malam, kata Kino Gabriel, juru bicara Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didukung Amerika Serikat.
Kerusuhan dua hari dan pengambilalihan penjara yang sama terjadi pada akhir Maret, yang menyebabkan empat ekstremis untuk melarikan diri, meskipun mereka ditangkap sehari kemudian. Itu adalah salah satu pemberontakan paling serius oleh para tahanan sejak ISIS dikalahkan setahun yang lalu, ketika SDF merebut kendali atas wilayah terakhir yang dikendalikan oleh para ekstremis di Suriah timur.
10.000 Anggota ISIS Ditahan
Otoritas Kurdi saat ini mengoperasikan lebih dari 25 fasilitas penahanan yang tersebar di seluruh timur laut Suriah, menahan sekitar 10.000 anggota ISIS. Di antara para tahanan itu ada sekitar 2.000 orang asing yang negaranya menolak untuk memulangkan mereka, termasuk sekitar 800 orang dari Eropa.
Gabriel mengatakan para pejabat SDF dan anggota koalisi pimpinan AS telah mengambil bagian dalam pembicaraan dengan para tahanan. Pada puncak kerusuhan, ia mengatakan bahwa pasukan khusus Kurdi dan unit anti-teror ikut serta dalam operasi untuk mengendalikan situasi. Dia tidak memberikan rincian lebih lanjut, dan tidak mengatakan berapa banyak tahanan yang terlibat atau korban, jika ada.
Helikopter militer AS terbang di atas penjara pada hari Minggu, menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, monitor perang yang berbasis di Inggris, dan North Press Agency, sebuah platform media yang beroperasi di daerah yang dikelola oleh Kurdi.
Gabriel mengatakan koalisi yang dipimpin AS dan komunitas internasional memikul tanggung jawab untuk menemukan solusi bagi tahanan ISIS, dan perlu memberikan lebih banyak dukungan untuk keamanan dan kondisi kehidupan di penjara.
Serangan ISIS di Irak
Baru-baru ini ISIS bangkit dengan serangan di Suriah dan Irak dan telah menimbulkan kekhawatiran bahwa kelompok militan ini mengambil keuntungan ketika pemerintah menghadapi pandemi virus corona dan kemerosotan akibat kekacauan ekonomi.
Belum jelas apakah kerusuhan penjara hari Minggu itu dipicu kekhawatiran potensi penyebaran virus corona di fasilitas itu.
Bulan lalu, koalisi yang dipimpin AS mengatakan pihaknya memberikan perlengkapan kebersihan dan medis ke fasilitas penahanan di seluruh timur laut Suriah, termasuk fasilitas cuci tangan, tisu, desinfektan, masker wajah dan sarung tangan pemeriksaan.
Satu kematian akibat virus corona dilaporkan di wilayah yang dikuasai Kurdi di Suriah pada bulan April. Pemerintah pusat di Damaskus telah mendaftarkan 43 kasus dan tiga kematian. (AP)
Editor : Sabar Subekti
Beijing Buka Dua Mausoleum Kaisar Dinasti Ming untuk Umum
BEIJING, SATUHARAPAN.COM - Dua mausoleum kaisar di Beijing baru-baru ini dibuka untuk umum, sehingga...