Tahun Depan Eropa Peringati 100 Tahun Perang Dunia I
PARIS, SATUHARAPAN.COM - Eropa sangat terguncang dengan krisis perekonomian dan meningkatnya populisme akan memperingati seratus tahun Perang Dunia I. Hal itu merupakan konflik yang masih dikenal sebagai Perang Besar yang menghantam benua itu dan membentuk abad ke-20.
Peringatan Perang Besar 1914-1918 rencananya akan dilakukan pada musim panas di kedua sisi Western Front, namun tanpa ada peristiwa tunggal yang membawa semua bekas musuh bertemu dalam satu tempat.
Rencana untuk sebuah pertemuan besar di Sarajevo - tempat pembunuhan putra mahkota Austro- Hungaria, Franz Ferdinand, oleh seorang nasionalis Serbia yang dipandang sebagai pemicu konflik pada 28 Juni 1914, terpaksa dihentikan karena kurangnya konsensus internasional.
Eropa ditinggalkan dalam keadaan hancur oleh perang selama empat tahun tersebut, tapi negara-negara Eropa mengalami trauma dari apa yang disebut beberapa sejarawan sebagai bunuh diri kolektif, sebagaimana mereka mengingat Perang Besar tersebut.
Eropa hampir mendekati acara transnasional tersebut melalui kerangka sempit dari ingatan nasional, kata sejarawan Australia John Horne, dari Dublin University.
Bagi Inggris dan Prancis, Perang Dunia I secara jelas terukir dalam imajinasi kolektif sebagai kemenangan yang adil dan perlu, dengan kerugian bagi umat manusia.
Mengingat perang adalah masalah besar di Prancis dan Inggris, serta di Australia dan Selandia Baru yang sangat terkait dengan konflik, dengan ratusan projek resmi dan liputan media di mana-mana.
Situasi sebaliknya terjadi di Jerman dan Rusia. Memori Perang Besar itu digantikan oleh bencana Perang Dunia II, dua dekade kemudian.(AFP)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...