Israel akan Bebaskan 26 Tahanan Palestina Hari Senin
JERUSALEM, SATUHARAPAN.COM - Sejumlah 26 tahanan Palestina telah disetujui Israel untuk dibebaskan sebagai bagian dari perundingan perdamaian yang sedang berlangsung akan dibebaskan, Senin (30/12), kata satu sumber di kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Netanyahu menyetujui pembebasan 104 tahanan Palestina sesuai dengan komitmennya pada perundingan perdamaian yang didukung Amerika Serikat yang dimulai Juli dan kelompok-kelompok itu telah dibebaskan pada 13 Agustus dan 30 Oktober.
"Pembebasan mereka harus dilakukan pada Senin malam setelah 48 jam tertunda memberikan kepada para keluarga untuk mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung," kata pejabat di kantor Netanyahu yang tidak bersedia namanya disebutkan kepada AFP.
Pada masa lalu, Mahkamah Agung Israel menolak semua permohonan kasasi terhadap pembebasan para tahanan Palestina.
Pemerintah Netanyahu memberikan persetujuan Sabtu bagi pembebasan rombongan terakhir para tahanan itu.
"Semua tahanan yang dibebaskan itu melakukan kejahatan mereka sebelum perjanjian-perjanjian Oslo tahun 1993 dan telah menjalani hukuman antara 19 sampai 28 tahun," kata pemerintah itu.
"Siapapun yang melakukan kembali kegiatan permusuhan akan ditahan dan menjalani penuh hukuman mereka, katanya dalam satu pernyataan.
Pembebasan yang direncanakan itu bagi kelompok terakhir para tahanan terjadi saat Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry melakukan kunjungan kembali ke kawasan itu pada Tahun Baru dalam usaha mendorong maju perundingan.
Ini merupakan kunjungan yang kesepuluh kalinya ke Israel dan Tepi Barat sejak Maret, dengan lawatan paling baru adalah awal Desember.
Sementara itu, Israel akan mengumumkan rencana bagi pembangunan permukiman baru bersamaan dengan pembebasan para tahanan Palestina, kata seorang pejabat, Kamis.
Laporan-laporan media menyebutkan rencana itu adalah membangun 1.240 rumah baru.
Kerry dan Uni Eropa awal bulan ini mendesak Netanyahu menunda rencana mengumumkan pembangunan permukiman baru itu di tanah yang Palestina ingin dirikan negara mereka pada masa depan.
Tetapi Netanyahu tidak mempedulikan desakan internasional menyangkut pembangunan permukiman baru itu.
"Kita tidak akan menghentikan, kendatipun sesaat, membangun negara kita dan menjadi kuat, dan membangun perusahaan perumahan," katanya kepada para anggota partai Likud sayap kanan yang dipimpinnya pekan lalu. (AFP)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...