Negara Eropa Tengah Belum Adopsi Euro
WARSAWA, SATUHARAPAN.COM - Setelah Latvia, Lithuania akan bergabung dengan zona euro pada 2015, menyempurnakan cakupan negara Baltik terhadap mata uang tunggal Eropa, tapi negara-negara lain di wilayah Eropa Tengah tidak terburu-buru untuk mengadopsi langkah itu.
Kekhawatiran tentang pengaruh Rusia dan ukuran kecil mereka memicu tiga negara Baltik memasuki zona euro, tapi negara dengan ekonomi yang lebih besar seperti Polandia dan Republik Ceko, yang tidak begitu mengkhawatirkan Moskow, lebih berhati-hati.
Negara-negara lain lebih tenang soal rencana penggabungan, mereka lebih melihat pada kerugian dan keuntungan, bukan sikap Baltik yang bergabung di zona euro dengan harga apa pun, ujar Witold Orlowski, analis PricewaterhouseCoopers yang berbasis di Warsawa dan mantan penasihat untuk presiden Polandia, kepada AFP.
Dalam upaya untuk meningkatkan stabilitas, negara-negara Baltik termasuk Estonia, yang mengaopsi euro pada 2011, mematok mata uang mereka untuk itu pada 2004.
Hanya Bulgaria yang membuat langkah ini di antara calon zona euro lainnya, semua yang setuju untuk bergabung dalam kesepakatan entri UE.
Mereka meliputi Polandia dan Republik Ceko, yang para ahli percaya bisa memenuhi target defisit dan inflasi untuk memasuki zona euro dalam waktu tiga sampai empat tahun.
Warsawa menekankan bahwa pihaknya siap menjadi negara euro pada 2015, tapi masih tidak memberikan penetapan target tanggal entrinya.
Negara lainnya seperti Bulgaria, Hongaria, Rumania atau Kroasia memiliki jalan yang lebih panjang menuju reformasi.
Tidak ada tekanan untuk bergabung dengan zona euro di Polandia dan Republik Ceko, tempat inflasi dan tingkat suku bunga lumayan rendah, kata Orlowski.
Kedua negara cukup senang dengan nilai kurs yang fleksibel, catatnya, menambahkan bahwa krisis utang zona euro juga telah memicu pendekatan menunggu. (AFP)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...