Tahun Politik 2018, KWI Ingatkan Etika Politik
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM — Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) mengingatkan semua kalangan, khususnya para politisi, untuk tidak menjadikan pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak 2018 dan pemilu presiden dan wakil presiden tahun 2019 sebagai ajang perebutan kekuasaan semata.
Ketua KWI yang juga Uskup Agung Jakarta Mgr Ignatius Suharyo di Gereja Katedral Jakarta Selasa (2/1/2018), seperti dilansir voaindonesia.com, menjelaskan politik yang beretika hendaknya menjadi pegangan demi kebaikan bersama.
“Yaitu menghargai martabat manusia. Yang kedua adalah memperjuangkan kebaikan umum, kebaikan bersama. Yang ketiga adalah prinsip solidaritas. Nanti akan diterjemahkan dalam etika politik,” demikian ia berpesan.
Peran negara dalam mengelola pemerintahan, Mgr Suharyo menambahkan, hanyalah untuk kebaikan bersama. “Negara itu memastikan kebaikan bersama. artinya kalau bicara lembaga negara seperti DPR, pertanyaannya apakah undang-undang yang diproduksi oleh DPR itu sungguh-sungguh dibuat untuk kebaikan bersama atau merupakan pesanan,” Mgr Suharyo menggambarkan.
KWI, ia menambahkan, juga menekankan pentingnya bisnis atau aktivitas ekonomi yang beretika. “Bisnis ini tidak pernah dibicarakan. Padahal, bisnis yang tidak beretika itu akan menjadi malapetaka besar. Bisnis harus bertekanan pada fairness. Kalau bisnis itu berprinsip fairness negara akan diuntungkan, masyarakat juga akan diuntungkan, dan bisnis itu sendiri akan untung,” katanya.
Selain faktor negara dan bisnis, KWI, menurut Mgr Suharyo, juga mengingatkan adanya kesepakatan sosial bersama baik antarmasyarakat maupun antara masyarakat dan negara.
Pada tahun 2017, ia mengingatkan, adalah tahun kecemasan akibat adanya beberapa pihak yang ingin memecah persatuan bangsa demi keuntungan pribadi dan golongan tertentu. KWI menyoroti, ada pihak-pihak yang secara terang-terangan mempersoalkan Pancasila sebagai dasar negara.
“Meskipun secara verbal dikatakan Pancasila adalah kesepakatan dasar yang dibuat oleh pendiri negara ini, sekarang ada saudara-saudara kita yang terang-terangan mempersoalkan Pancasila,” katanya.
Iklim politik pada tahun 2018 ini diprediksi memanas menjelang pilkada serentak. Tidak hanya mencari kawan koalisi, partai politik juga saling adu strategi untuk merayu masyarakat pemilik suara. Sebanyak 171 pilkada akan digelar serentak di seluruh wilayah Indonesia.
Editor : Sotyati
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...