Taiwan Menjatah Air untuk Atasi Kekeringan
TAIPEI, SATUHARAPAN.COM - Taiwan yang biasanya sering hujan, sekarang menjatah air untuk mengatasi kekeringan terparah dalam satu dekade.
Pulau di Pasifik barat yang memiliki curah hujan rata-rata per tahun 2,500 millimeter itu, menghadapi tingkat terendah dalam 67 tahun sejak Oktober, menguras waduk-waduk yang melayani kota-kota paling padat di negara itu. Pemerintah telah mengurangi jatah rumah tangga dan industri sampai curah hujan kembali normal.
Penjatahan telah mengamankan sekitar 500.000 ton air. Di wilayah-wilayah di utara Taiwan, rumah-rumah tangga sekarang bisa menerima air ledeng hanya lima hari per minggu, membuat mereka menabung air. Sekitar 800.000 rumah tangga telah terimbas pada Maret. Di daerah-daerah industri, pabrik-pabrik mendaur ulang air dan mengurangi penggunaan mesin pendingin udara.
Juru bicara Badan Sumber Daya Air Lai Chien-hsin, menyalahkan perubahan suhu laut atas curah hujan yang hanya mencapai 1.643 milimiter tahun lalu.
Ia mengatakan, tentu saja sebagian alasan itu terkait dengan suhu-suhu di Samudera Pasifik dan bahwa udara dingin dan kering telah mengarah ke Taiwan, menyebabkan kecenderungan rendahnya curah hujan tahun lalu.
Pemerintah memutuskan November, setelah memantau tingkat air selama dua bulan, untuk mulai menjatah pasokan. Penjatahan berdampak pada semua atau sebagian dari sembilan kota di pesisir barat Taiwan yang berpenduduk padat. Di kota Taoyuan, bagian dari kota New Taipei dan bagian dari Hsinchu county, rumah-rumah tangga dan bisnis tidak menerima air ledeng dua hari per minggu.
Kekeringan itu, telah memicu kritikan atas dugaan bocornya pipa-pipa dan waduk-waduk yang terlalu tua atau tersumbat lumpur untuk dapat menampung air hujan.
Waduk Shimen, yang melayani sebagian besar wilayah Taiwan utara, hanya mencapai seperempat kapasitasnya pada 8 April. Peralatan kamar mandi dengan aliran dan penggelontoran kecil juga jarang di pulau berpenduduk 23 juta orang itu.
Lai dari Badan Sumber Daya Air Taiwan mengatakan, pemerintah ingin menggandakan tingkat pengerukan agar waduk-waduk dapat menampung lebih banyak air.
Presiden Taiwan Ma Ying-jeou mengatakan, pada Mei lalu, ia akan mencoba mencegah kekurangan air yang akan berimbas lebih serius pada rumah-rumah tangga. Ia juga menyerukan pengelolaan air yang lebih baik di Taiwan. (voaindonesia.com)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...