Tak Ada Pembantu? Jangan Lebaylah!
SATUHARAPAN.COM – Lebaran di Indonesia memiliki keunikan tersendiri, mungkin terunik di dunia. Selain harga bahan pokok melonjak tinggi, tingkat mobilitas masyarakat juga tinggi karena ritual mudik. Lebih tinggi lagi tensi ibu rumah tangga karena naiknya harga dan mudiknya Sang Pengurus Rumah Tangga (PRT).
Padahal, jika kita coba longok status di facebook, twitter, BB atau jaringan sosial media lainnya pada hari-hari biasa rata-rata isinya keluhan mengenai Sang PRT. Saya pernah membaca status teman begini: ”Si Mbak lelet, sorry friends gua jadi telat nih.” Ada lagi yang menulis begini: ”Stress tingkat tinggi dengan pembokat bodoh begini.”
Itu hari-hari biasa, lain ketika mudik. Para ibu melapor pada jaringan sosial dalam seketika status mereka telah berubah: ada yang menjadi Upik Abu, ada yang menyebut diri Oshin, atau Pelayan Seksi, jadi Pembokat Gratis, macam-macamlah. Ditambah catatan capek, lelah, abis waktu, sampai kuku patah, di samping tentu saja pujian kepada para PRT. Jika mudik bagi PRT merupakan kebahagiaan, bagi para ibu rumah tangga itu merupakan petaka.
Namun, yang perlu direnungkan adalah apakah mengerjakan pekerjaan rumah itu merupakan petaka? Bukankah itu rumah kita sendiri, lalu kenapa harus mengeluh? Siapakah yang semestinya mengurusnya? Menggelikan sekaligus memprihatinkan!
Betapa sering kita, tentu waktu musim mudik, melebih-lebihkan dan mendramatisasi keberadaan PRT yang sangat berarti dalam kehidupan kita. Pernahkah kita mensyukuri peran mereka dan berdoa agar mereka berkinerja baik di rumah kita? Kalau tidak pernah, biasa-biasa sajalah. Jangan lebay!
editor: ymindrasmoro
email: inspirasi@satuharapan.com
Pengadilan Swedia Hukum Politisi Sayap Kanan Karena Menghina...
MALMO-SWEDIA, SATUHARAPAN.COM-Pengadilan Swedia menjatuhkan hukuman pada hari Selasa (5/11) kepada s...