Tak Ada yang Netral dalam Hidup
SATUHARAPAN.COM Janji temu kali itu seharusnya berakhir indah. Telah beberapa dasawarsa kami tidak bertemu terhitung sejak masa kecil kami yang penuh kisah. Saya menantikan untuk mendengar ceritanya selama kami tidak bertemu. Sudah berapa banyak anaknya dan sudah seberapa besar? Apa saja kegiatannya selama ini? Dan saya juga tidak sabar ingin menceritakan kisah saya. Ini pasti jadi reuni yang seru!
Namun, harapan saya tidak terwujud. Beberapa saat setelah kami bertemu di kedai kopi yang nyaman itu, sobat saya mengeluarkan seperangkat alat uji. Betul sekali itu adalah marketing kit dari salah satu perusahaan MLM. Berbagai falsafah hidup dilontarkan. Penjualan sekarang ini bukan lagi melulu tentang kualitas barang, sistem penjualan juga berusaha membujuk dan memenangkan prospeknya melalui pandangan hidup.
Bagaimanapun saya tidak dapat menyalahkan sobat lama saya itu. Karena saya pernah berada dalam posisinya. Bangun tidur dengan semangat berkobar untuk menjual lebih banyak . Menanti uang muka di depan ATM ketika sebagian orang telah nyenyak di peraduannya. Berpikir lebih keras demi mendapatkan kiat menjual yang lebih efektif dan tujuan hidup sesungguhnya terlupakan.
Sesungguhnya, pekerjaan menjual adalah karier terhormat bahkan sarana untuk membantu orang lain. Jika dan hanya jika didasari keinginan tulus untuk membantu orang lain dalam menentukan pilihan. Jika tujuan kita tidak tertuju semata-mata kepada prestasi dan materi. Bila kita tidak tergelincir dengan menambahkan terlalu banyak bumbu ke dalam fakta. Dan butuh orang yang sungguh-sungguh teguh untuk melakukannya. Karena memang tak ada yang netral dalam hidup ini.
Nah, pertanyaannya: Siapa sebenarnya yang sedang Anda layani, kepentingan Anda sendiri atau Sang Pemberi Kehidupan?
Editor: ymindrasmoro
Email: inspirasi@satuharapan.com
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...