Menghayati Luka Kehidupan

SATUHARAPAN.COM - Siang itu saya melewati sebuah rumah yang tergolong sangat luas untuk ukuran zaman sekarang. Halaman yang luas itu ditanami aneka pohon buah-buahan. Ada mangga, durian, belimbing, sawo, rambutan, avokad, dan masih banyak lagi.
Udara cukup panas karena kemarau sedang berada di puncaknya. Seorang laki-laki setengah baya sedang berada dekat salah satu pohon mangga. Saya menyempatkan diri untuk mendekat dan sekadar menyapa. Ternyata, dia sedang membacok-bacok batang pohon mangga yang tumbuh subur dan rimbun.
"Lho, Pak, kok malah dibacok? Memangnya ada apa?" tanya saya. "Kalau tidak dibacok, pohon ini sulit berbuah," jawabnya. Akhirnya, saya jadi mengerti bahwa semua yang dilakukan bapak itu berangkat dari pengalaman dan kejelian. Pohon yang terlihat subur dan rindang namun sulit berbuahperlu dilukai untuk merangsang pembuahan.
Luka atau terlukai tidak selalu mengandung sesuatu yang buruk. Sering kali ada berkat di dalamnya. Dengan luka itu, pohon mangga itu kemungkinan bisa berbuah lebat.
Itu berarti jika manusia pernah atau sedang mengalami luka, kemungkinan besar ada tujuan baik yang sedang dikerjakan Sang Pemilik Kehidupan. Karena itu, jangan cepat-cepat marah dengan luka yang diizinkan-Nya terjadi dalam kehidupan kita.
Selamat menghayati luka kehidupan!
Editor: ymindrasmoro
Email: inspirasi@satuharapan.com

Warga Agam Serahkan Anak Kucing Hutan ke BKSDA
LUBUK BASUNG, SATUHARAPAN.COM - Resor Konservasi Wilayah II Maninjau Balai Konservasi Sumber Daya Al...