Tak Bertepuk Sebelah Tangan
Dan orang yang namanya berarti ”bersih, tidak bersalah” itu ternyata menjadi tukang peras.
SATUHARAPAN.COM – ”Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat” (Luk. 19:8). Demikianlah tekad Zakheus. Keputusannya sungguh radikal. Bisa jadi dia langsung miskin mendadak. Bayangkan setelah setengah hartanya diberikan kepada orang miskin, dia masih mau mengembalikan empat kali lipat dari jumlah yang telah diperasnya.
Pada masa itu, setiap orang yang hendak menjadi kepala pemungut cukai harus memberikan proposal kepada pemerintah penjajah mengenai jumlah dana yang akan dikumpulkannya. Pemerintah Romawi biasanya akan memilih proposal yang paling menguntungkannya. Pemungut cukai tak bergaji. Gajinya merupakan selisih antara proposal dan jumlah cukai yang bisa ditariknya. Pemerasan tak mungkin terhindarkan.
Mengapa Zakheus berbuat demikian?
Zakheus kemungkinan kaget. Dia mendapatkan lebih dari yang diharapkan. Dia hanya ingin melihat Yesus. Akan tetapi, Yesus malah menyapanya. Dia disapa dengan namanya. Setiap orang tentu suka disebut namanya. Namun, ketika Yesus menyebut namanya bisa saja ada orang yang tertawa dalam hati. Sebab nama Zakheus merupakan bentuk Yunani dari nama zakkay dalam bahasa Ibrani, yang berarti ”bersih, tidak bersalah”. Dan orang yang namanya berarti ”bersih, tidak bersalah” itu ternyata menjadi tukang peras.
Yesus menyebut namanya. Itu berarti di mata Sang Guru dari Nazaret, dia sungguh pribadi penting. Mungkin saja ketika Yesus menyapanya, Zakheus merasa diterima. Bahkan, yang lebih mengagetkan Zakheus, Yesus ternyata telah berencana menumpang di rumahnya.
Perhatikan kata-kata Yesus: ”Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu” (Luk. 19:5). Ada kata ”harus” yang dipakai. Yesus tampaknya sudah merancangkan bahwa Dia akan menginap di rumah Zakheus. Dan menginap di rumah seseorang menyiratkan akrabnya sebuah hubungan.
Kelihatannya bukan hanya Zakheus yang hendak melihat Yesus. Guru dari Nazaret itu pun ingin bertemu dengannya. Kepala pemungut cukai itu tak bertepuk sebelah tangan. Yesus bahkan terlebih dahulu mengulurkan tangan-Nya. Tak heran, perubahannya sungguh radikal.
Editor : Yoel M Indrasmoro
KPK Tetapkan Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, Tersangka Kasus...
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Sekretaris Jenderal PDI Perju...