Tak Hanya Florence

SATUHARAPAN.COM – Akibat pembatasan BBM (bahan bakar minyak) di SPBU-SPBU terlihat antrean yang cukup panjang masyarakat dari pengguna kendaraan bermotor.  Apa boleh buat, BBM sudah menjadi kebutuhan pokok masyarakat masa kini. Aktivitas kehidupan masyararakat hampir tak bisa lepas dari kendaraan bermotor.  Oleh karena itu, mereka rela berlelah-lelah antre di SPBU demi mendapatkan beberapa liter bahan bakar untuk kendaraan bermotornya.

Jelaslah, hidup harus mengedepankan kesabaran.  Sabar dalam kamus bermakna tahan menghadapi cobaan, tenang, tidak tergesa-gesa atau terburu nafsu.  Kesabaran berarti ketenangan hati dalam menghadapi cobaan atau sifat yang tenang. Orang yang antre BBM memang membutuhkan kesabaran.  Jika setiap orang saling menyerobot ingin didahulukan untuk mendapatkan BBM, bisa dibayangkan kacaunya SPBU? 

Kasus Florence Sihombing—yang meramaikan jagad media sosial akhir-akhir ini—merupakan contoh.  Florence ditengarai tidak sabar mengantre BBM sehingga disoraki para pengantre lainnya. Kemudian timbulah reaksi Florence di media sosial yang menimbulkan komentar-komentar yang menyudutkan mahasiswa pascasarjana hukum UGM ini.  Akhirnya terjadilah silang pendapat antara pendukung Florence dan ”wong-wong Jogja” di media sosial.  Ujungnya Florence ditahan Polda DIY selama dua hari setelah menjalani pemeriksaan terkait statusnya di media sosial yang dinilai menghina warga Yogyakarta. Florence dijerat dengan undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) serta pasal Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).

Ibunda Florence telah meminta maaf kepada masyarakat Yogya.  Butet Kartaredjasa, seniman asal Jogja, menilai, permintaan maaf itu sudah cukup.  Bahkan, tindakan polisi dianggapnya berlebihan. Artinya persoalan tidaklah perlu diperpanjang. Sikap tidak sabar memang bisa memperpanjang masalah.  Sebaliknya sikap sabar, semoga, dapat menyelesaikan masalah.

Tak hanya Florence, kita semua perlu belajar sabar!

Editor: ymindrasmoro

Email: inspirasi@satuharapan.com