Tak Kenal Lelah Menanti Pemimpin Baru PBNU
JOMBANG, SATUHARAPAN.COM – Tidak mengenal hari sudah larut malam, tidak mengenal kalau badan sudah lelah setelah beraktivitas seharian. Sepertinya hal tersebut menjadi semangat ribuan warga Nahdliyin bertahan di Alun-alun Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur, untuk mengetahui sosok pemimpin PBNU lima tahun ke depan.
Sejumlah muktamirin terlihat menempelkan kepala ke kursi di hadapan mereka untuk sejenak memejamkan mata dan melepas rasa kantuk yang mulai menghinggapi. Bahkan, terlihat ada muktamirin yang tidur berselonjor kaki di antara dua bangku.
Sementara di sejumlah lokasi yang masih berada di Alun-alun Kabupaten Jombang, sejumlah muktamirin terlihat sibuk melihat berbagai macam pernak-pernik yang diperjualbelikan. Beberapa dari mereka masih sibuk menawar harga yang ditawarkan.
Beberapa muktamirin juga terlihat duduk berkelompok di warung kopi lesehan di sekitar Alun-alun Kabupaten Jombang. Dari pembicaraan terdengar mereka memperbincangkan berbagai masalah seputar Muktamar ke-33 NU, mulai dari Ahwa hingga Ketua Umum Tanfidziyah PBNU terpilih.
Ketum PBNU
Hasil penghitungan suara Pemilihan Ketua Umum Tanfidziyah PBNU sendiri melahirkan nama Said Aqil Siradj. Sosok petahana itu terpilih usai memperoleh mayoritas suara dalam voting putaran pertama pemilihan ketua umum PBNU.
Di putaran pertama, Said Aqil mengumpulkan 287 suara dari 417 total pemilih mengalahkan perolehan suara As'ad Ali dan KH Salahuddin Wahid.
Proses Pemilihan Ketua Umum Tanfidziyah PBNU periode 2015-2020 seharusnya memasuki putaran kedua, namun hal itu tidak dilangsungkan setelah As'ad Ali yang memperoleh suara 107 naik ke atas panggung dan menarik diri dari pencalonan.
Sedangkan kandidat ketiga KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah) mendapat sepuluh suara. Seharusnya Said Aqil Siradj dan As'ad Ali maju ke putaran kedua karena melampaui batas minimal 99 suara.
"Saya kalah pintar, kalah pengalaman dari Kiai Said, sekali lagi terima kasih. Kehadiran saya tetap orang NU," ujar As'ad di atas panggung Muktamar ke-33 NU, Alun-alun Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Kamis (6/8) dini hari, setelah penghitungan suara putaran pertama berakhir.
Rais Aam
Sedangkan kursi Rais Aam PBNU periode 2015-2020 yang sebelumnya telah menetapkan nama Kiai Haji Mustofa Bisri, mendadak berubah beberapa saat sebelum Muktamar ke-33 NU ditutup.
Pemimpin Sidang Pleno Pemilihan Ketua Umum Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Ahmad Muzakki menyampaikan penolakan Kiai Haji Mustofa Bisri (Gus Mus) menjadi Rais Aam PBNU periode 2015-2020.
Dengan demikian Kiai Haji Ma'ruf Amin yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Ketua Rais Aam PBNU periode 2015-2020, diangkat mengisi kekosongan posisi tersebut.
"Saya dapat pesan khusus dari Kiai Haji Mustofa Bisri, kami telah terima surat ketidaksediaan beliau jadi Rais Aam PBNU 2015-2020," ujar Muzakki di atas panggung Muktamar ke-33 NU, Alun-alun Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Kamis (6/8) dini hari, setelah penghitungan suara Pemilihan Ketua Umum Tanfidziyah PBNU berakhir.
"Sebagai Rais Aam PBNU, kami menunjuk Kiai Haji Ma'ruf Amin. Kemudian atas keputusan Rais Aam PBNU, beliau berkehendak menetapkan Said Aqil Siradj sebagai Ketua Umum Tanfidziyah PBNU periode 2015-2020," dia menambahkan.
Editor : Sotyati
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...