Tak Lagi Berikan Pendidikan Agama, Banyak Sekolah di Inggris Dikritik
INGGRIS, SATUHARAPAN.COM – Sebuah penelitian menyebutkan, tanpa adanya pelajaran pendidikan agama maka akan membuat murid tidak siap menghadapi kehidupan modern. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa, lebih dari seperempat sekolah menengah di Inggris tidak lagi mengajarkan pendidikan agama, meskipun undang-undang menyatakan agama tetap harus diajarkan. Penelitian itu dilakukan Asosiasi Guru Agama (NATRE) di Inggris.
Menurut penelitian itu, tanpa adanya pelajaran pendidikan agama akan membuat 'murid tidak siap menghadapi kehidupan modern.'
Namun, serikat guru di Inggris secara umum mengatakan, bahwa banyak dari sekolah-sekolah itu yang sebenarnya masih tetap mengajarkan agama, dengan menyelipkannya ke mata pelajaran lain.
"Mereka mungkin saja mengajarkan pendidikan agama di pelajaran kewarganegaraan, lewat konferensi dan lain sebagainya," kata Geoff Barton, Sekjen Asosiasi Pimpinan Sekolah dan Kampus.
Berdasarkan undang-undang Inggris, pelajaran agama harus diajarkan oleh seluruh sekolah negeri, dengan detail silabus yang disepakati masing-masing daerah.
NATRE mengungkapkan data yang dikumpulkan Departemen Pendidikan pada tahun 2015, memperlihatkan bahwa 26 persen sekolah menengah di Inggris tidak mengajarkan pendidikan agama.
Sebanyak lebih dari sepertiga (34 persen) sekolah tidak mengajarkan agama pada siswa berusia 11 hingga 13 tahun. Selain itu, hampir separuh (44 persen) siswa berusia 14 hingga 16 tahun juga tidak mendapat pelajaran agama.
Guru pendidikan agama, Joe Kinnaird, mengatakan mata pelajaran yang diajarkannya itu membantu siswa menjawab berbagai pertanyaan fundamental.
Seorang guru agama, Joe Kinnaird percaya bahwa pelajaran agama itu penting.
"Pendidikan agama dan filosofi, dapat membantu siswa untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan fundamental, seperti apa yang akan terjadi setelah kita mati, apakah Tuhan ada, dan bagaimana kita melawan setan?
"Pertanyaan itu tidak hanya filosofis, tetapi juga terkait etis. Dan kelas agama memberikan kesempatan untuk mengeksplorasi masalah itu."
Belajar Agama 'Tetap Perlu'
Salah satu murid Kinnaird, Lisa, setuju dengan pernyataan gurunya itu, "Saya sendiri tidak punya agama. Namun, saya tertarik mempelajari berbagai agama dan budaya. Saya rasa sangatlah penting dalam kehidupan kita untuk memahami agama."
Teman sekelas Lisa, Benjamin, mengatakan karena tidak diajarkan agama maka akan membuat orang mudah terpengaruh terhadap berbagai hal yang mereka temukan di media sosial.
Sementara, Nicole mengatakan pendidikan agama di sekolah bisa menekan angka kekerasan yang termotivasi sentimen ras, agama, dan budaya.
"Agama mempengaruhi politik. Jadi, kita juga harus mempertimbangkan itu," katanya.
Fiona Moss dari NATRE, mengungkapkan dengan data tersebut berarti banyak sekolah yang melanggar hukum, karena tidak lagi mengajarkan pendidikan agama.
"Ini berarti para siswa itu tidak punya wawasan soal agama," katanya.
"Mereka tak diberikan kesempatan untuk belajar tentang agama dan aliran kepercayaan, untuk mempelajari yang dinilai penting bagi orang-orang atau punya landasan untuk membentuk nilai dan keyakinannya sendiri."
Fiona Moss terkejut, karena cukup banyak sekolah yang tidak lagi mengajarkan pendidikan agama.
"Sangatlah penting bagi murid untuk memahami bagaimana orang lain bertindak dengan berbagai alasan kepercayaannya."
"Kami tidak mengajarkan siswa untuk beragama. Kami mengajarkan mereka tentang agama dan kepercayaan yang ada di negara ini."
"Perbandingannya begini saja. Anda tidak hanya mengajarkan geografi kepada murid yang ingin menjadi penjelajah bukan?"
Juru bicara Departemen Pendidikan Inggris mengatakan, pemerintah percaya bahwa mata pelajaran agama itu penting.
"Pendidikan agama yang diajarkan dengan baik, dapat membuka wawasan siswa terhadap nilai dan tradisi yang dianut oleh Inggris dan negara lain, serta mendorong pemahaman mereka tentang berbagai agama dan budaya.” (bbc.com)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...