Loading...
EKONOMI
Penulis: Sabar Subekti 18:52 WIB | Selasa, 04 Februari 2025

Taliban Ambil Alih Satu-satunya Hotel Mewah di Kabul, Afghanistan

Ambil alih hotel dilakukan lebih dari satu dekade setelah menyerangnya.
Warga Afghanistan berjalan melewati hotel Serena di pusat kota Kabul, Afghanistan, 21 Maret 2014. (Foto: dok. AP/Anja Niedringhaus)

KABUL, SATUHARAPAN.COM-Taliban mengambil alih operasi satu-satunya hotel mewah di Afghanistan di Kabul, lebih dari satu dekade setelah mereka melancarkan serangan mematikan di sana yang menewaskan sembilan orang.

Hotel Serena mengatakan pada hari Jumat (31/1) bahwa mereka akan menutup operasinya di ibu kota Afghanistan pada tanggal 1 Februari, dan Hotel State Owned Corporation akan mengambil alih. Perusahaan tersebut diawasi oleh kementerian keuangan.

Kementerian keuangan tidak segera memberikan komentar. Baik Serena maupun pemerintah tidak mengklarifikasi ketentuan yang menjadi dasar perpindahan kepemilikan hotel tersebut.

Taliban pertama kali menargetkan Serena pada tahun 2008 dan sekali lagi pada tahun 2014. Penjabat Menteri Dalam Negeri, Sirajuddin Haqqani, mengakui merencanakan serangan tahun 2008, yang menewaskan delapan orang, termasuk warga negara Amerika Serikat, Thor David Hesla.

Pernyataan dari Serena, merek yang dimiliki oleh Aga Khan Fund for Economic Development, mengatakan bahwa perusahaan itu telah melatih ribuan warga negara Afghanistan, menjamu banyak tamu dan delegasi asing, serta menetapkan standar internasional yang tinggi dalam standar perhotelan.

Perusahaan itu meminta orang untuk mengarahkan pertanyaan mereka ke Hotel State Owned Corporation. Kabul juga tidak lagi muncul sebagai tujuan di situs web Serena.

Menurut informasi di situs web kementerian keuangan, misi perusahaan itu adalah untuk menghidupkan kembali dan mengembangkan industri perhotelan Afghanistan. Perusahaan itu mengoperasikan tiga hotel lain di Afghanistan, dua di Kabul dan satu di kota Nangarhar di bagian timur.

Pejabat pariwisata, Mohammad Saeed, mengatakan kepada The Associated Press tahun lalu bahwa ia ingin Afghanistan menjadi pusat pariwisata.

Pada saat itu, sebagai tanda bahwa negara itu sedang mempersiapkan lebih banyak pengunjung dari luar negeri, Serena membuka kembali spa dan salon untuk perempuan asing setelah ditutup selama berbulan-bulan, tetapi kemudian menutupnya lagi karena tekanan dari pihak berwenang.

Taliban telah melarang perempuan dari pusat kebugaran, tempat umum termasuk taman, dan pendidikan. Tahun lalu, mereka memerintahkan penutupan salon kecantikan, diduga karena mereka menawarkan layanan yang dilarang oleh Islam. (AP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home