Taliban Bebaskan Seorang Aktivis Hak-hak Perempuan untuk Pendidikan
KABUL, SATUHARAPAN.COM-Taliban telah membebaskan seorang aktivis Afghanistan yang berkampanye untuk pendidikan anak perempuan, sebuah organisasi nirlaba lokal mengatakan pada hari Kamis (26/10).
Matiullah Wesa ditangkap tujuh bulan lalu dan menghabiskan 215 hari di penjara, menurut kelompok Pen Path.
Wesa telah secara blak-blakan menuntut agar anak perempuan mempunyai hak untuk bersekolah dan berulang kali meminta pemerintah pimpinan Taliban di Afghanistan untuk mencabut larangan terhadap pendidikan bagi perempuan.
Sejak pengambilalihan mereka atas Afghanistan pada Agustus 2021, Taliban telah melarang anak perempuan bersekolah setelah kelas enam. Desember lalu, mereka melarang perempuan bersekolah di universitas.
Afghanistan adalah satu-satunya negara di dunia yang membatasi pendidikan perempuan. Pen Path tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai pembebasan Wesa atau kondisinya.
Sebelum penangkapan, Wesa dan rekan-rekannya dari Pen Path meluncurkan kampanye dari pintu ke pintu untuk mempromosikan pendidikan anak perempuan.
“Kami telah menjadi sukarelawan selama 14 tahun untuk menjangkau masyarakat dan menyampaikan pesan bagi pendidikan anak perempuan,” kata Wesa dalam postingan media sosial.
“Selama 18 bulan terakhir kami berkampanye dari rumah ke rumah untuk memberantas buta huruf dan mengakhiri semua kesengsaraan kami.”
Saudara laki-laki Wesa, Attaullah, mengatakan pasukan Taliban mengepung rumah keluarga tersebut pada akhir Maret, memukuli anggota keluarga, dan menyita ponsel Matiullah. (AP)
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...