Taliban Klaim Telah Menguasai 85% Wilayah Afghanistan
Taliban juga klaim menguasai perbatasan dengan Iran dan Tajikistan.
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Delegasi Taliban di Moskow mengatakan pada hari Jumat (9/7) bahwa kelompok itu menguasai lebih dari 85 persen wilayah di Afghanistan, dan meyakinkan Rusia bahwa mereka tidak akan membiarkan negara itu digunakan sebagai platform untuk menyerang yang lain.
Pasukan asing, termasuk Amerika Serikat, menarik diri setelah hampir 20 tahun pertempuran, sebuah langkah yang mendorong para ekstremis Taliban untuk mencoba mendapatkan wilayah baru di Afghanistan.
Serangan Taliban telah mendorong ratusan personel keamanan Afghanistan dan pengungsi untuk melarikan diri melintasi perbatasan ke negara tetangga Tajikistan dan menimbulkan ketakutan di Moskow, dan ibu kota lainnya bahwa ekstremis Islam dapat menyusup ke Asia Tengah, wilayah yang dipandang Rusia sebagai halaman belakang.
Pada konferensi pers di Moskow pada hari Jumat, tiga pejabat Taliban berusaha memberi sinyal bahwa mereka tidak menimbulkan ancaman bagi wilayah yang lebih luas, menurut laporan Reuters.
Para pejabat mengatakan Taliban akan melakukan semua yang bisa dilakukan untuk mencegah ISIS beroperasi di wilayah Afghanistan, dan juga akan berusaha untuk menghapus produksi narkoba.
"Kami akan mengambil semua tindakan sehingga (ISIS) tidak akan beroperasi di wilayah Afghanistan... dan wilayah kami tidak akan pernah digunakan untuk melawan tetangga kami," kata pejabat Taliban, Shahabuddin Delawar, melalui seorang penerjemah.
Ketegangan di Perbatasan
Delegasi yang sama mengatakan sehari sebelumnya bahwa kelompok itu tidak akan menyerang perbatasan Tajik-Afghanistan, yang nasibnya menjadi fokus di Rusia dan Asia Tengah.
Moskow telah mencatat peningkatan tajam dalam ketegangan di perbatasan yang sama, dua pertiga di antaranya saat ini dikendalikan Taliban, kantor berita Interfax mengutip kementerian luar negeri Rusia mengatakan pada hari Jumat.
Kementerian luar negeri Rusia meminta semua pihak dalam konflik Afghanistan untuk menahan diri dan mengatakan bahwa Rusia dan blok militer CSTO yang dipimpin Moskow akan bertindak tegas untuk mencegah agresi di perbatasan jika perlu, menurut laporan media Rusia, RIA.
Delegasi Taliban mengatakan pada konferensi pers yang sama bahwa kelompok itu akan menghormati hak-hak etnis minoritas dan semua warga Afghanistan harus memiliki hak atas pendidikan yang layak dalam kerangka hukum Islam dan tradisi Afghanistan.
"Kami ingin semua perwakilan masyarakat Afghanistan... untuk mengambil bagian dalam menciptakan negara Afghanistan," kata Delawar.
Perbatasan dengan Iran
Sebelumnya kantor berita AFP melaporkan bahwa Taliban mengklaim bahwa mereka telah merebut perbatasan terbesar Afghanistan dengan Iran, ketika para ekstremis melanjutkan serangan di seluruh negeri.
"Pelabuhan Islam Qala sekarang berada di bawah kendali penuh kami dan kami akan mencoba untuk mengoperasikannya kembali hari ini," kata Zabihullah Mujahid, juru bicara kelompok ekstremis itu kepada AFP.
Belum ada konfirmasi tentang jatuhnya perbatasan dari pemerintah, dan klaim Taliban tidak dapat diverifikasi secara independen. Islam Qala adalah salah satu pelabuhan utama di Afghanistan, di mana Kabul melakukan sebagian besar perdagangan resminya dengan Iran.
Ini adalah perbatasan kunci kedua yang direbut pemberontak sejak mereka melancarkan serangan besar-besaran pada awal Mei ketika pasukan asing pimpinan AS memulai penarikan terakhir mereka.
Bulan lalu Taliban merebut Shir Khan Bandar, perbatasan utama Afghanistan dengan Tajikistan, setelah pertempuran sengit yang menyebabkan ratusan tentara Afghanistan melarikan diri ke negara tetangga.
Editor : Sabar Subekti
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...