Tanah Longsor di Tana Toraja, Sulawesi Selatan, 19 Tewas
TANA TORAJA, SATUHARAPAN.COM-Hujan deras memicu tanah longsor di Tana Toraja, Sulawesi Selatan, menewaskan sedikitnya 19 orang dan menyebabkan dua lainnya hilang, kata para pejabat hari Minggu (14/4).
Setidaknya 19 orang ditemukan tewas dan dua lainnya hilang setelah tanah longsor di Indonesia tengah, kata pihak berwenang setempat pada hari Minggu.
Korban tewas dan dua orang yang selamat dievakuasi dari dua desa yang terkena bencana tanah longsor di Kabupaten Tana Toraja, Provinsi Sulawesi Selatan pada Sabtu (13/4) malam, kata kepala badan bencana setempat, Sulaiman Malia.
“Ada 19 korban jiwa, dengan empat kematian di Kecamatan Makale Selatan dan 15 lainnya di Kecamatan Makale,” kata Malia hari Minggu (14/4).
Lumpur berjatuhan dari perbukitan di sekitarnya ke empat rumah menjelang tengah malam hari Sabtu (13/4) di kabupaten Tana Toraja, Provinsi Sulawesi Selatan, kata kepala polisi setempat, Gunardi Mundu. Dia mengatakan pertemuan keluarga diadakan di salah satu rumah yang terkena dampak.
Puluhan tentara, polisi dan relawan bergabung dalam pencarian di Kelurahan Manggau, Kecamatan Makale dan desa Lembang Randan Batu di Kecamatan Makale Selatan, di daerah perbukitan terpencil, kata Mundu. Tim penyelamat pada hari Minggu (14/4) pagi berhasil mengeluarkan dua orang yang terluka, termasuk seorang anak perempuan berusia delapan tahun, dan membawa mereka ke rumah sakit terdekat.
Sebelumnya, tim penyelamat pada hari Minggu sore telah menemukan sedikitnya 11 jenazah di desa Makale dan tiga jenazah di Makale Selatan, dan masih mencari tiga lainnya, termasuk seorang anak perempuan berusia tiga tahun, kata juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari.
Putusnya jalur komunikasi, cuaca buruk dan tanah yang tidak stabil menghambat upaya penyelamatan, kata Muhari.
Laporan hasil kaji cepat sementara mencatat kerugian materil yang disebabkan oleh longsor ini antara lain tiga unit rumah di Kecamatan Makale dan satu unit rumah di Kecamatan Makale Selatan tertimbun material longsor.
Hingga saat ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tana Toraja bekerja sama dengan tim pencarian dan pertolongan masih melakukan upaya pencarian terhadap warga yang dilaporkan hilang. Tim reaksi cepat BPBD Tana Toraja juga melaksanakan asesmen serta melakukan upaya penanganan darurat.
Adapun dalam upaya penanganan darurat ini tim gabungan menghadapi kendala antara lain kondisi cuaca yang masih sering turun hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi, medan yang sulit karena berada di daerah dataran tinggi hingga kurangnya penerangan pada malam hari.
Adanya titik longsor di beberapa titik sepanjang jalan menuju Kecamatan Makale mengakibatkan jalan sulit dilalui kendaraan sehingga tim penanganan darurat harus berjalan kaki untuk mencapai lokasi.
Kebutuhan mendesak tim gabungan hingga saat ini adalah alat berat untuk membuka akses jalan serta unit ambulance untuk mengevakuasi korban.
Tana Toraja memiliki banyak tempat wisata populer, termasuk situs dengan rumah tradisional dan patung kayu jenazah yang dikuburkan di dalam gua, yang disebut tau-tau.
Hujan musiman sering menyebabkan tanah longsor dan banjir di Indonesia, rangkaian 17.000 pulau di mana jutaan orang tinggal di daerah pegunungan atau dataran banjir yang subur. (dengan AFP/AP)
Editor : Sabar Subekti
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...