Tanaman Tembakau Magetan Rusak Akibat Anomali Cuaca
MAGETAN, SATUHARAPAN.COM - Sejumlah tanaman tembakau di lahan Desa Ngunut, Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, rusak akibat anomali cuaca yang terjadi saat ini.
Petani tembakau desa setempat, Sugiono, di Magetan, Selasa (23/8), mengatakan hujan yang masih banyak turun pada kemarau saat ini, atau kemarau basah, telah merusak puluhan hektare lahan tembakau di desanya.
"Tembakau yang rusak adalah tanaman yang siap panen. Kondisi tersebut membuat petani tembakau rugi jutaan rupiah," kata Sugiono kepada wartawan.
Dia mulai menanam tembakau pada bulan Mei dengan asumsi dapat memanen pada musim kemarau yang terjadi sejak Juli lalu.
Kenyataannya, hingga Agustus curah hujan masih tinggi, terlebih di daerah lereng Gunung Lawu, yang mengakibatkan tanaman tembakau tumbuh tidak maksimal dan rusak.
"Akibat banyak terkena air hujan, daun tanaman tembakau terlihat layu dan tidak dapat tumbuh subur," kata dia.
Padahal, komoditas tembakau di Desa Ngunut, Parang, tergolong bagus dan menjadi komoditas andalan desa setempat. Karena rusak, tanaman tersebut tidak dapat dipanen.
Para petani mengaku tidak dapat berbuat banyak, sebab kondisi yang terjadi saat ini adalah alami disebabkan karena iklim.
"Kami meminta pemerintah daerah melalui dinas terkait meninjau ke lapangan, guna memberi solusi atas permasalahan yang dihadapi petani, agar kerugian yang dialami petani tidak semakin besar," katanya.
Sementara itu, Data Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Hutbun) Kabupaten Magetan mencatat, sentra tembakau di wilayah setempat terdapat di sejumlah daerah, yakni di Kecamatan Parang, Plaosan, dan Poncol.
Kualitas terbaik tembakau di antaranya adalah varietas Rejeb 1 hingga Rejeb 7, Rejeb Selopuro, dan Kalipare, yang dibudidayakan di Kecamatan Parang dan sedang diupayakan untuk dipatenkan. (Ant)
Editor : Sotyati
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...