Tanggap Kondisi Terkini, UWM Bentuk Tim Tanggap COVID-19
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Setelah pemberlakuan pembelajaran jarak jauh (PJJ) bagi mahasiswa dan work from home (WfH) atau bekerja dari rumah bagi dosen maupun tenaga kependidikan (tendik) mulai 24 Maret hingga 29 Mei 2020, Rektor Universitas Widya Mataram (UWM) Yogyakarta Edy Suandi Hamid melanjutkan upaya tanggap kondisi terkini dengan membentuk Tim Tanggap Covid-19 UWM. Ia menunjuk dosen Fakultas Hukum UWM Hartanto sebagai ketua tim.
Pendidikan menjadi salah satu sektor terdampak COVID-19 sehingga sistem pendidikan harus mengalami perubahan signifikan. Antisipasinya adalah metode pembelajaran dimodifikasi menjadi daring (online) atau perkuliahan jarak jauh.
“Pembelajaran jarak jauh secara daring (online) masih merupakan hal baru bagi mahasiswa UWM. Hal itu terbukti belum semua mahasiswa dapat mengikuti secara lancar pada awal diberlakukan. Namun, dalam pelaksanaan pada minggu kedua dan seterusnya, mahasiswa mulai antusias, aktif, bahkan pembelajaran semakin menyenangkan, lancar, dan efektif,” papar Hartanto kepada satuharapan.com dalam keterangan tertulis, Kamis (2/4).
Hartanto menjelaskan selain PJJ, upaya pencegahan yang dilakukan mulai dari penyemprotan disinfektan secara berkala sesuai kebutuhan di lingkungan kampus dan rumah warga sekitar kampus, pembagian hand sanitizer, pembagian masker kepada masyarakat sekitar kampus dan pengendara. Peran penting lain yang dilakukan adalah pemantauan proses pembelajaran daring terus digiatkan untuk menyikapi pandemi COVID-19 ini.
Pihak kampus juga memantau para mahasiswa UWM yang tinggal di tempat kos, kontrakan, dan asrama untuk memastikan tetap tercukupi kebutuhan pangannya. Pembagian sembako kepada mahasiswa UWM yang benar-benar membutuhkan juga telah dilakukan. Mahasiswa dari luar daerah juga terus diimbau tidak pulang kampung untuk menekan tingkat penyebaran-penularan virus tersebut. Hartanto menjelaskan pihaknya terus memantau dari waktu ke waktu perkembangan COVID-19 melalui website pemerintah maupun aplikasi peduli lingkungan atau sejenisnya.
“Mahasiswa merupakan agen perubahan, demo mahasiswa adalah cermin, mereka aktif, energik, mereka melakukan kontrol pada kebijakan. Saat kita mengalami masa krisis dan ujian bersama ini, diharapkan para mahasiswa mampu menunjukkan ketangguhan mereka dalam belajar dan mengikuti aturan yang ada, bergandengan tangan menggalang solidaritas meringankan sesama,” kata Hartanto
Kepala Biro III-UWM (Kemahasiswaan, Alumni, Humas, Kerja Sama, dan Kebudayaan) Tommy Satriadi Nur Arifin menambahkan, sekarang adalah saat yang tepat semua elemen masyarakat termasuk mahasiswa membangun kesadaran bersama, pemahaman, dan literasi yang baik untuk saling menggugah, bergerak bersama saling membantu yang mengalami kesulitan.
“Mahasiswa harus mampu berpikir logis, cerdas, dan membangun empati tidak sekadar memikirkan kepentingan dan penderitaannya sendiri. Mari rentangkan tangan untuk membantu sesama.” himbau Tommy.
Untuk membantu meringankan beban ekonomi ataupun kesulitan mengakses logistik (bahan makanan) yang dialami mahasiswa, Rektorat UWM menyalurkan bantuan sembako kepada mahasiswa UWM sebagai bentuk kepedulian, perlindungan (ngayomi) dan mengurus/memperhatikan (ngopeni). Kondisi darurat ini harus dihadapi dengan kesadaran dan kesabaran bersama, tidak satu pun orang menghendaki ini, tidak saling menyalahkan, apalagi panik.
Upaya yang harus dilakukan bersama adalah tetap berikhtiar, saling mengingatkan, stay at home, work from home, study from home, sembari tidak lupa memohon pertolongan kepada Tuhan YME.
Editor : Sotyati
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...