Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 08:36 WIB | Selasa, 11 Mei 2021

Tanggapi Kekerasan di Yerusalem, Hamas Serang Israel dengan Roket

Tanggapi Kekerasan di Yerusalem, Hamas Serang Israel dengan Roket
Roket diluncurkan dari Jalur Gaza menuju Israel, hari Senin (10/5). Militan Hamas menembakkan puluhan roket ke Israel, termasuk serangan yang memicu sirene serangan udara sampai sejauh Yerusalem, setelah ratusan warga Palestina terluka dalam bentrokan dengan polisi Israel di sekitar masjid Al Aqsa. (Foto: AP/Khalil Hamra)
Tanggapi Kekerasan di Yerusalem, Hamas Serang Israel dengan Roket
Warga Palestina mengevakuasi seorang pria yang terluka dalam bentrokan dengan pasukan keamanan Israel di depan Masjid Kubah Batu di kompleks Masjid Al Aqsa di Kota Tua Yerusalem, hari Senin (10/5). (Foto: AP/Mahmoud Illean)
Tanggapi Kekerasan di Yerusalem, Hamas Serang Israel dengan Roket
Warga Palestina bentrok dengan pasukan keamanan Israel di kompleks Masjid Al Aqsa di Kota Tua Yerusalem, hari Senin (10/5). Petugas medis Palestina mengatakan setidaknya 180 warga Palestina terluka dalam kekerasan di kompleks Masjid Al-Aqsa, termasuk 80 orang yang dirawat di rumah sakit. (Foto: AP/Mahmoud Illean)

YERUSALEM, SATUHARAPAN.COM-Militan Palestina di Jalur Gaza menembakkan roket ke daerah Yerusalem dan wilayah selatan Israel pada hari Senin (10/5), dan mengancaman Israel karena konfrontasi kekerasan dengan warga Palestina di Yerusalem.

Pejabat kesehatan Palestina di Jalur Gaza mengatakan total 20 orang, termasuk sembilan anak-anak, telah tewas akibat serangan balasan Israel. Korban tewas menjadikannya salah satu hari pertempuran paling berdarah dalam beberapa tahun terakhir.

Tentara Israel mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa mereka telah menanggapi "tembakan terus-menerus roket dari Gaza ke Israel."

"Kami telah menyerang banyak target teror Hamas di Gaza, termasuk dua  peluncur roket, dua pos militer, delapan operasi teror Hamas," tambah pernyataan Israel itu.

Sirene roket berbunyi di Yerusalem, di kota-kota terdekat dan di komunitas-komunitas dekat Gaza beberapa menit setelah ultimatum dari kelompok Islamis Hamas yang berkuasa di wilayah itu yang menuntut Israel untuk menarik mundur pasukan di kompleks masjid Al-Aqsa dan wilayah lain di kota itu.

Belum ada laporan tentang korban jiwa dari tembakan roket di Israel, tetapi media lokal melaporkan bahwa sebuah rumah di perbukitan Yerusalem telah rusak.

Di sepanjang perbatasan Gaza-Israel yang dibentengi, sebuah rudal anti tank Palestina yang ditembakkan dari wilayah pantai kecil itu menghantam sebuah kendaraan sipil, melukai satu orang Israel, kata militer.

Hamas dan kelompok militan Jihad Islam yang lebih kecil mengaku bertanggung jawab atas serangan roket tersebut. Laporan media Israel mengatakan lebih dari 30 roket ditembakkan.

"Ini adalah pesan yang harus dipahami musuh dengan baik," kata Abu Ubaida, juru bicara sayap bersenjata Hamas.

Kekerasan di Masjid Al-Aqsa

Ketika Israel merayakan "Hari Yerusalem" pada Senin (10/5) pagi, memperingati direbutnya bagian timur kota suci itu dalam perang Arab-Israel tahun 1967, kekerasan meletus di masjid Al-Aqsa, situs paling suci ketiga bagi Islam.

Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan lebih dari 300 warga Palestina terluka dalam bentrokan dengan polisi yang menembakkan peluru karet, granat kejut, dan gas air mata di kompleks itu, yang juga dihormati oleh orang-orang Yahudi di lokasi situs alkitabiah.

Dalam bentrokan, di mana polisi mengatakan 21 petugas juga terluka, di Al-Aqsa telah mereda pada saat Hamas mengeluarkan ultimatum pada pukul 18:00 sore, waktu setempat

Dampak Konflik

Konflik itu membuat Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, berada pada waktu yang canggung, ketika lawan-lawan politiknya tengah merundingkan pembentukan koalisi pemerintahan untuk menggulingkannya setelah pemilihan pada 23 Maret yang tidak meyakinkan.

Sementara itu, bagi Hamas, konflik menjadi tantangan yang lebih besar menghadapi pemilihan umum palestina yang ditunda oleh keputusan Presiden Mahmoud Abbas.

Bentrokan baru-baru ini di Yerusalem telah meningkatkan kekhawatiran internasional tentang konflik yang lebih luas, dan Gedung Putih meminta Israel untuk memastikan ketenangan selama "Hari Yerusalem".

Lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur juga menjadi fokus protes Palestina selama bulan suci Ramadhan. Beberapa keluarga Palestina menghadapi penggusuran, di bawah perintah pengadilan Israel, dari rumah yang diklaim oleh pemukim Yahudi dalam kasus hukum yang sudah berjalan lama.

Dalam upaya meredakan ketegangan, polisi mengubah rute pawai tradisional Hari Yerusalem, di mana ribuan pemuda Yahudi yang mengibarkan bendera Israel berjalan melalui Kota Tua. Mereka masuk melalui Gerbang Jaffa, melewati Gerbang Damaskus di luar kawasan Muslim, yang telah menjadi titik api kekerasan dalam beberapa pekan terakhir.

Polisi mendesak para demonstran untuk berlindung di Gerbang Jaffa setelah sirene berbunyi. Polisi mengatakan bahwa ratusan jemaah Yahudi dievakuasi dari Tembok Barat Yerusalem pada hari Senin, menyusul bentrokan antara warga Palestina dan pasukan keamanan Israel serta tembakan roket dari Gaza.

Israel memandang semua Yerusalem sebagai ibu kotanya, termasuk bagian timur yang dianeksasi setelah perang 1967, sebuah tindakan yang belum mendapat pengakuan internasional. Palestina ingin Yerusalem Timur menjadi ibu kota negara mereka yang diupayakan meliputi wilayah Gaza dan Tepi Barat yang diduduki Israel. (AP/AFP/Reuters)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home