Tarragon, Rempah Berpotensi Antibakteri
SATUHARAPAN.COM – Tarragon sangat dikenal dalam tradisi kuliner Barat. Daunnya dipercaya orang di belahan dunia Barat dapat meningkatkan cita rasa semua jenis masakan, mulai dari olahan telur hingga seafood.
Daunnya yang memiliki bentuk panjang seperti kangkung ini memiliki aroma yang tajam dan khas, digunakan dalam bentuk segar maupun kering.
Sifatnya sangat mirip adas, getir dan manis, menyegarkan. Daun kering dan bunganya biasanya dimasukkan sebagai bumbu dalam semur, saus, ikan, hidangan ayam, dan omelet untuk menambah aroma. Olahan panggang, unggas, seafood, dan telur terasa pas jika ditambahkan bumbu tarragon.
Sebagian orang menambahkan cincangan tarragon ke dalam saus mayonnaise atau bearnaise, untuk menambah rasa lebih istimewa. Di samping itu, tarragon juga dapat ditemukan sebagai bahan dasar pembuatan cuka dan vinaigrettes.
Tanaman ini sejak dulu dipercaya sangat kuat melawan berbagai penyakit, dan ini mungkin alasan di balik sebutannya sebagai “raja herbal” di Prancis.
Daun tarragon segar dikutip dari draxe.com, dapat membantu mengurangi sakit gusi yang sering menyertai sakit gigi. Orang Yunani kuno telah mengunyah daun untuk menghilangkan sakit gigi. Efek penghilang rasa sakit ini adalah karena tingkat eugenol yang tinggi, bahan kimia anestetik yang terjadi secara alami, seperti juga yang terdapat pada cengkeh.
Tim peneliti dari Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Ferdowsi University of Mashhad, Iran, meneliti aktivitas antioksidan dan efek antimikroba dari ekstrak minyak esensial tarragon.
Menurut temuan penelitian tersebut, adanya senyawa fenolik dan flavonoid dalam ekstrak minyak tarragon, yang menyebabkan tarragon memiliki potensi antimikroba dan antioksidan, dengan komponen utama adalah p-Allylani-sole (84 persen). Ada penghambatan pada minyak ekstrak tarragon terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa (penyebab infeksi), Escherichia coli (E coli) dan Shigella, L monocytogenes.
Pemerian Botani Tanaman Tarragon
Tarragon, menurut Wikipedia, tumbuh hingga 120-150 cm, dengan batang bercabang ramping. Daunnya lanset, hijau mengkilap, dengan seluruh margin.
Bunganya diproduksi dengan kapsula kecil, setiap kapitulum mengandung hingga 40 kuntum kuning atau kuning kehijauan. Tarragon prancis, bagaimanapun, jarang menghasilkan bunga (atau biji).
Beberapa tanaman tarragon menghasilkan benih yang umumnya hanya steril. Lainnya menghasilkan biji yang layak. Tarragon memiliki akar rhizomatous yang digunakan untuk menyebar dan siap bereproduksi.
Tanaman ini, dikutip dari stuartxchange.org, memiliki nama ilmiah Artemisia dracunculus, L. Di berbagai belahan dunia, tarragon memiliki nama ilmiah. Orang Arab menyebutnya tarhun, sedangkan nama lainnya adalah long hao (China), esutoragon, tarragon (Jepang), ngai thm, thanh hao la hẹp, thanh cao rong (Vietnam).
Di Eropa, tarragon juga dikenal dengan berbagai nama lokal, seperti esdragon (Denmark), drakebloed, klapperkruid, slangekruid (Belanda), estragon (Prancis, Jerman, Rusia), dragoncello, dragone, estragon (Italia), estragao (Portugal), dragoncillo, estragon (Spanyol).
Dalam laman ayurvedicoils.com, ditemukan sebutan lain tarragon, yakni little dragon.
Tarragon atau dragon's-wort, dikutip dari Wikipedia, merupakan tanaman yang biasa ditanam di Eropa timur, Asia tengah dan timur, Amerika Utara bagian barat, dan selatan utara India dan Meksiko.
Tarragon, juga merupakan herbal aromatik yang dianggap sebagai salah satu dari empat bahan bumbu terbaik di masakan Prancis tradisional, selain daun huni-chervil (french parsley - Chervil coulis - Anthriscus cerefolium), bawang putih (regular chives), dan peterseli (parsley - Carum roxburghianum, Benth).
Tarragon, juga digunakan untuk membumbui minuman ringan berkarbonasi, yang populer di negara-negara Armenia, Azerbaijan, Georgia, Rusia, Ukraina, dan Kazakhstan. Minuman, bernama Tarhun dibuat dari konsentrat tarragon yang manis dan berwarna hijau terang.
Di Iran, tarragon digunakan sebagai lauk sabzi khordan (rempah segar), atau dalam rebusan dan dalam acar gaya Persia, terutama khiar shoor (mentimun acar).
Di Slovenia, tarragon digunakan dalam variasi kue gulung kacang tradisional, disebut potica. Di Hungaria, sup ayam yang populer dibumbui dengan tarragon.
Manfaat Herbal Tanaman Tarragon
Minyak daun tarragon, dikutip dari ayurvedicoils.com, memiliki sejarah panjang. Menurut manuskrip abad pertengahan, tarragon telah lama digunakan sebagai pengobatan.
Orang Tiongkok menggunakan tarragon untuk sifat antispasmodik, antivirus, dan antibakteri, yang dipercaya untuk mengobati epilepsi, infeksi parasit, radang sendi, anoreksia, linu panggul, infeksi saluran kencing dan masalah gastrointestinal. Ramuan ini juga digunakan sebagai stimulan nafsu makan, dan sebagai antikonvulsan oleh praktisi medis zaman dulu di Iran.
Menurut catatan Ayurvedic minyak tarragon untuk mengobati insomnia, gangguan pencernaan, hiperaktif, dan masalah sistem kekebalan tubuh. Dunia herbal Barat menunjukkan bahwa tarragon efektif dalam menangani hot flashes menopause dan kadar glukosa dalam darah.
Orang Asia purba, menggunakan ramuan ini sebagai obat alami yang potensial untuk mengobati dispepsia pada bayi. Masyarakat Prancis konvensional mempercayai teh tarragon mengurangi gangguan belajar dan masalah tidur. Itu juga digunakan sebagai obat penawar mengobati gigitan berbisa.
Dengan aromanya yang pedas, manis, dan agak seperti seledri, minyak esensial tarragon menjadi vital dalam sistem penyembuhan Ayurveda yang menggunakan aromatik untuk menyembuhkan pikiran dan tubuh manusia.
Tarragon, dikutip dari behealthy-befit.blogspot.com, juga merupakan perangsang nafsu makan yang baik, dan dapat digunakan untuk mengobati sakit perut.
Selain mengandung senyawa antioksidan, vitamin, dan mineral yang tinggi, tarragon juga memiliki zat berharga yang bernama phyto-nutrient (fitokimia), yaitu zat yang bertindak sebagai sistem kekebalan alami tumbuhan.
Karena kaya akan phyto-nutrient dan antioksidan maka tarragon dapat menenangkan rasa sakit menstruasi, sakit perut, kelelahan mental, mual, dan muntah.
Tanaman ini memiliki kapasitas untuk menyembuhkan nyeri lutut dan nyeri otot pada wanita usia lanjut.
Minyak esensial tarragon, telah membuktikan aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Minyak esensial tarragon, juga menjadi pilihan yang sangat baik sebagai pengawet alami, terutama dalam keju.
Editor : Sotyati
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...