Tas Seminar Ramah Lingkungan
Limbah tas seminar dapat dikreasi menjadi tas baru.
SATUHARAPAN.COM – Bila dahulu gratis, sekarang berbelanja di supermarket harus membeli kantong plastik dengan harga tertentu, mulai dari Rp. 500,- hingga Rp. 5.000,- per buah. Setiap kali belanja, pembeli harus mengeluarkan biaya tambahan.
Ini merupakan salah satu upaya mendorong diet plastik untuk menyelamatkan lingkungan. Inilah salah satu harga yang dikeluarkan publik. Waktu penguraian plastik diketahui sekitar dua puluh tahunan, sementara sampah plastik di Indonesia jumlahnya mencapai 5 juta ton per tahun.
Saat bersih-bersih rumah, saya menemukan tas-tas seminar yang pernah saya ikuti dan tidak digunakan lagi. Ada sekitar tiga puluhan tas dalam berbagai bentuk dan bahan. Ada yang dari plastik, kain, kulit, bahan sintetis, dan kertas.
Dalam acara seminar, workshop, atau pelatihan, biasanya disiapkan seminar kit termasuk tas. Selain untuk menempatkan bahan yang dibagi, tas juga menjadi suvenir bagi peserta. Bentuk tas juga sering dijadikan simbol, ukuran, dan promosi dari seminar itu. Tas dirancang senada dengan karakter acara atau tema seminar. Bentuk dan bahan beragam, biasanya dihias dengan logo lembaga serta info waktu dan tempat penyelenggaraan. Peserta pun merasa bangga memilikinya. Menenteng tas menunjukkan bahwa dia adalah peserta resmi. Ada identitas, ada pengakuan, ada kebanggaan. Penyelenggara menyediakan bahan-bahan ini dengan biaya tertentu. Namun, apakah barang-barang itu semua berguna setelah seminar? Belum tentu. Bahkan, biasanya hanya menjadi sampah.
Agaknya, bila pengadaan tas seminar tidak dapat dihindari, kita perlu memikirkan bahan yang ramah lingkungan atau bentuk yang multiguna dan berjangka panjang. Hindari tas berbahan plastik, kulit sintetis, bahkan nilon. Gantilah dengan bahan yang masa urainya lebih singkat. Bila tidak juga dapat menghindari plastik dan bahan sintetis lainnya, mungkin baik mencoba gunakan bahan dari limbah plastik atau limbah kain, dan lain-lain. Limbah tas seminar dapat dikreasi menjadi tas baru.
Dalam beberapa seminar, ditemukan juga panitia yang menyediakan tas tanpa embel-embel apa pun. Ini bisa juga menjadi alternatif karena tas itu bisa digunakan di kesempatan lain atau kelak bisa disumbangkan.
Selain itu, kita bisa mendorong penggunaan kreatifitas lainnya. Berbagai bentuk kreasi anyaman, rotan, bambu, serat dan kulit kayu,dan dedaunan sudah banyak diciptakan. Tiap daerah menyimpan kearifan lokal dalam berkreasi. Ini juga akan membantu ekonomi masyarakat. Penyelenggaraan seminar dengan tas suvenir dari hasil kreasi masyarakat lokal tidak serta merta mengurangi nilai dan kualitasnya. Seminar dengan tas berbahan seperti itu justru akan mendatangkan nilai dan penghargaan tertentu. Seminar yang peduli lingkungan, sosial, kreatif, dan ugahari akan memberi kesan dan pesan yang positif, serta menginspirasi banyak pihak.
Tidak percaya? Coba saja.
Email: inspirasi@satuharapan.com
Editor : Yoel M Indrasmoro
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...