Tegas terhadap Keserakahan
Uang adalah hamba yang baik dan tuan yang jahat. Maka kita tidak mungkin menjadi tuannya, jika kita masih diperhamba olehnya.
SATUHARAPAN.COM – Di Alkitab, Rasul Paulus menyampaikan kepada Timotius bahwa ”akar segala kejahatan ialah cinta uang” (1Tim. 6:10). Robert Kiyosaki, seorang guru keuangan para konglomerat dunia, memelesetkan perkataan di Alkitab itu dengan mengatakan: ”akar dari segala kejahatan ialah tidak ada uang”.
Tidak lama kemudian, dikabarkan bahwa ”ahli kekayaan” ini kena batunya. Pengadilan Amerika memerintahkan agar Rich Global LLC, perusahaannya, membayar denda, memberikan persentase keuntungan hampir US $ 23 juta kepada Bill Zanker, ketua Learning Annex, yang diperolehnya dari berbagai seminar keuangan yang menggunakan jasa Learning Annex sebagai penyelenggaranya. Kiyosaki lantas mengajukan kebangkrutan dari perusahaannya setelah kalah dalam putusan pengadilan, sebagaimana dilansir The New York Post.
Sebenarnya Kiyosaki memberikan banyak inspirasi dan petunjuk pengembangan keuangan yang berguna melalui serial bukunya Rich Dad Poor Dad. Namun, ia tidak menangkap esensi pernyataan Alkitab bahwa ”akar segala kejahatan ialah cinta uang”. Cinta uang bisa merasuki baik orang kaya maupun orang miskin, dan kekayaan seseorang tidak menjamin keselamatan dan kebahagiaannya.
Dalam bidang apa pun, keserakahan merupakan bahaya laten. Ketidakpuasan bisa dari mulai gawai (iPhone, tablet, iPad, dll), sepatu, mobil, rumah, profesi, jabatan, hingga pasangan hidup.
Bahkan orang beribadah pun bisa menghadapi bahaya ketidakpuasan, seperti: tak puas jika alat musiknya belum canggih, gereja belum bisa berbentuk stadion, zakatnya kalah dengan yang lain, pengkhotbah tidak seru dan lucu, dan masih banyak lagi.
Rasul Paulus menerangkan bahwa ibadah dapat memberikan manfaat yang besar bila disertai ”rasa cukup” (1Tim. 6:6). Semangat untuk bekerja makin baik agar dapat ”kaya dalam kebajikan” memang tidak salah. Namun, kita perlu tegas terhadap keserakahan yang dapat menyesatkan dan menghancurkannya.
Benar kata Mahatma Gandhi: ”The earth has enough for everyone's need, but not enough for everyone's greed.” (Bumi menyediakan cukup untuk kebutuhan setiap orang, namun tidak cukup untuk keserakahan setiap orang.) Agar dapat tegas terhadap keserakahan, sangatlah perlu memelihara rasa cukup dan bersyukur!
Email: inspirasi@satuharapan.com
Editor : Yoel M Indrasmoro
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...