Disadari atau Tidak, Kau adalah Lampu
Segala sesuatu yang ada di dalam kepala kita berasal dari orang lain.
SATUHARAPAN.COM – Disadari atau tidak, setiap manusia senantiasa menjadi perhatian orang lain. Tak hanya ketika ia berada di atas sebagai tokoh, tetapi juga saat ia berada di bawah sebagai orang paling terpinggirkan . Dan setiap orang akan belajar dari orang lain. Bahkan kata-kata seorang tunawisma yang hampir mati pun bisa menjadi perbincangan di seluruh dunia.
Dengarlah apa yang dituliskan orang mengenai tunawisma yang dibantu Ibu Teresa di Kolkata. Suatu saat Ibu Teresa memberi makan, mengobati, dan merawat seorang dari kasta terendah di India, yang hidupnya tinggal beberapa hari saja. Orang itu mendapatkan perhatian yang belum pernah dirasakannya selama hidupnya. Menjelang akhir hayatnya tiba-tiba ada seorang berhati malaikat yang bersedia melihat penderitaannya. Dan sekalipun tanpa harapan akan bisa membuatnya sembuh, perempuan itu tetap menolongnya untuk sekadar meringankan penderitaannya.
Beberapa saat sebelum kematiannya, orang itu berujar bahwa sepanjang hidupnya ia menjalani penderitaan tanpa henti. Namun, pada saat terakhir ada seorang yang merawatnya dengan kasih penuh ketulusan yang membuatnya siap untuk mati dan dihargai sebagai manusia.
Setiap manusia, tinggi atau rendah, perempuan atau laki, baik atau buruk, pandai atau bodoh, kaya atau miskin, perkataan dan perilakunya pasti terlihat oleh orang lain: orang kaya yang mengeluh karena persoalan hidupnya melebihi kekayaannya, didengar orang lalu diambil pelajaran: menjadi kaya itu tidak menjamin kedamaian hati.
Seorang miskin yang tidak pernah mengemis dan selalu membayar kembali utang yang dipinjamnya sekalipun sangat berat baginya akan menjadi inspirasi bagi orang berpunya untuk membantunya karena ia jujur dan bermartabat.
Seorang intelektual yang kepandaiannya digunakan untuk menjatuhkan lawan politiknya akan dijauhi mereka yang ingin hidup dengan damai tanpa menyakiti.
Segala hal yang dikatakan atau dilakukan setiap orang bisa menjadi cahaya bagi orang lain. Sebab semua yang terlihat atau terdengar akan tersimpan dalam ingatan. Segala sesuatu yang ada di dalam kepala berasal dari orang lain. Disengaja ataupun tidak, dengan niat menjadi sukacita bagi orang lain atau membuat orang lain menderita, semua akan tertangkap.
Mau tidak mau, disadari atau tidak, semua yang dilakukan atau dikatakan orang bisa menjadi sumber sukacita, kebanggaan, tetapi juga amarah, kesedihan, kekecewaan. Setiap orang memiliki cahaya yang bisa digunakan untuk memengaruhi orang lain.
Karena itu, mengapa tidak menjadi pengaruh yang baik saja? Sebagaimana petuah tua: ”Semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan, dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu” (Flp. 4:8).
Email: inspirasi@satuharapan.com
Editor : Yoel M Indrasmoro
Kekerasan Sektarian di Suriah Tidak Sehebat Yang Dikhawatirk...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penggulingan Bashar al Assad telah memunculkan harapan sementara bahwa war...