Teladan dari Konglomerat

SATUHARAPAN.COM – Big boss kami pada suatu hari membawa jajaran pimpinan perusahaannya pergi berwisata ke luar negeri. Sang Bos ditemani istri tercinta dan juga keluarga beberapa anak-anaknya. Dari wisata inilah lagi-lagi kami mendengar sendiri kisah teladan dari seorang yang dinobatkan sebagai salah satu dari 24 orang terkaya di Indonesia versi Forbes pada 2013.

Suatu kali mereka makan di restoran. Sang Bos memesan makanan tanpa bawang putih. Tetapi rupanya pelayan restoran lupa terhadap pesanan ini dan menghidangkan makanan dengan bawang putih. Melihat hal ini, salah satu pimpinan yang diajak berwisata langsung berinisiatif untuk menegur manajer restoran.

Namun, Sang Bos melarang. Dia hanya berkata, ”Kalau kita protes kepada manajer, maka manajer akan memanggil pelayan dan kemungkinan akan memecatnya. Jika pelayan tersebut punya keluarga, bagaimana nasib keluarganya bila dia sudah tidak memiliki penghasilan lagi.” Istri tercintanya hanya tersenyum dan mengeluarkan sambal yang dibawa dari Indonesia. ”Bapak bisa makan pakai sambal ini,” katanya.

Kisah lain yang telah sering kami dengar dan melegenda adalah sewaktu kerusuhan Mei 1998. Toko-toko miliknya juga banyak yang habis dibakar dan dijarah. Tidak seperti para pengusaha lain yang melarikan diri ke luar negeri, tanpa takut Sang Bos malah memilih tetap tinggal di Indonesia dan mengunjungi toko-tokonya. Beserta para karyawannya dia ikut membersihkan dan merapikan kembali bekas-bekas kerusuhan yang menimpa toko-tokonya. Niatnya cuma satu, agar karyawan dapat bekerja kembali dan mendapat nafkah.

Seandainya teladan ini dapat ditunjukkan oleh para pemilik perusahaan lain, tentunya sebuah bisnis tidaklah hanya menjadi sebuah bisnis yang biasanya ”kejam”, tetapi bisnis yang bisa menjadi berkat bagi sesama. Dan itulah yang akan menjadikan bangsa kita sungguh-sungguh bangkit seluruhnya. Selamat memperingati hari kebangkitan nasional!

Editor: ymindrasmoro

Email: inspirasi@satuharapan.com