Loading...
SAINS
Penulis: Bayu Probo 00:00 WIB | Selasa, 14 Januari 2014

Teleskop Hubble Ungkap Galaksi Tertua di Alam Semesta

Kluster Abell 2744 adalah gambar terdalam dari galaksi-galaksi yang pernah dibuat. (Foto dari nationalgeogrphic.com)

WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM –  Astronom teleskop ruang angkasa, Hubble, Selasa (7/1) merilis pemandangan galaksi tertua yang belum terlihat. Umur galaksi sekitar 13,2 miliar tahun. Tampilan tersebut menjelaskan sekilas kelahiran bintang pertama.

Jika bintang paling awal terjelaskan, ini akan menjawab pertanyaan astronom tentang bagaimana galaksi kita sendiri, Bima Sakti muncul dan bagaimana bintang-bintang seperti matahari kita datang untuk berada dalam sebuah galaksi.

Usia alam semesta diperkirakan sekitar 13,7 miliar tahun. Sejak 1995, teleskop luar angkasa Hubble telah menyediakan bagi astronom dengan berbagai informasi tentang galaksi-galaksi termasuk pengetahuan yang makin dekat ke usia ke hari-hari awal kosmos. Hubble mulai dengan produksi gambar Deep Field berfokus pada konstelasi bintang-bintang Ursa Mayor selama 43 jam. Hasilnya, terungkap galaksi berumur lebih dari 12 miliar tahun.

Gambar-gambar terbaru, yang dipresentasikan pada pertemuan American Astronomical Society di Washington DC, menunjukkan galaksi sekitar 500 juta tahun lebih tua daripada gambar Deep Field tersebut.

Pada saat awal ini, galaksi berbentuk “gumpalan biru cerah, lebih dekat [bersama], kecil—dan mereka di mana-mana,” kata astronom Garth Illingworth dari University of California, Santa Cruz, yang mempresentasikan gambar  empat galaksi terang dari ini era awal. Empat galaksi tersebut terlihat oleh Hubble dan Spitzer Space Telescope NASA.

Walaupun galaksi-galaksi awal tersebut beratnya hanya sekitar satu persen dari Bima Sakti, mereka mungkin menghasilkan bintang sekitar 50 kali lebih sering daripada galaksi kita.

“Ini sangat penting. Sebab, jika kita memahami bagaimana galaksi awal dibentuk,  kita dapat memahami galaksi kita sendiri hari ini,” kata astronom Eilat Glikman of Vermont Middlebury College.

Seperti ditunjukkan Einstein 100 tahun lalu, gravitasi melengkungkan cahaya. Gambar Hubble First Frontier mengandalkan gravitasi galaksi yang lebih dekat—kelompok padat dari beberapa ratus galaksi, disebut Abell 2744—untuk membelokkan cahaya dari galaksi yang lebih jauh dan kuno.

Efek lentur fokus cahaya dari galaksi kuno, membuat galaksi kuno terlihat 10 sampai 20 kali lebih besar daripada kondisi sebenarnya. Lensa gravitasi ini memungkinkan Hubble untuk melihat galaksi kuno lebih jauh.

“Ada sejumlah besar ilmu yang akan keluar dari Frontier Fields,” kata astronom Michael West dari Maria Mitchell Observatory, yang bukan bagian dari tim penemuan. “Banyak astronom bersemangat menunggu untuk mendapatkan data-data tersebut!”

Sayangnya, efek lensa gravitasi juga mendistorsi galaksi kuno,” kata West. “Bayangkan, Anda hanya bisa melihat seseorang terdistorsi wajah dalam cermin sirkus dan harus menggambar wajah sebenarnya  orang itu tanpa bisa melihat mereka secara langsung.”

Untungnya, para astronom dapat memperkirakan jumlah distorsi yang dihasilkan oleh lensa gravitasi dan merekonstruksi gambar dari galaksi jauh dan sifat mereka.

Untuk saat ini, gambar yang dilukis oleh gambar-gambar ini adalah salah satu dari awal alam semesta, saat bintang-bintang menggenjot produksinya dan galaksi tumbuh lebih besar dan lebih besar selama empat miliar tahun pertama dari alam semesta.

Ketika melihat bintang-bintang awal tersebut, Glikman mengatakan, “Kita harus berhati-hati seperti saat menduga puncak gunung es yang tampak, padahal ada dasar gunung es yang berada di bawah permukaan laut.” Tapi penemuan galaksi-galaksi awal ini “adalah indikator yang sangat baik dari apa yang terjadi di awal alam semesta.” (nationalgeographic.com)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home