Televisi Negara Pakistan Kembali Mengudara Pasca-Serangan Demonstran
ISLAMABAD, SATUHARAPAN.COM - Saluran televisi milik pemerintah Pakistan kembali mengudara pada Senin (1/9) setelah pasukan keamanan mengamankan para demonstran dari kantor pusat televisi negara tersebut di Islamabad.
Pasukan diterjunkan untuk mengamankan para demonstran yang memaksa masuk ke kantor PTV network.
Sebelumnya, bentrokan terjadi antara demonstran dan polisi. Para pengunjuk rasa yang mendukung Imran Khan dan ulama Tahirul Qadri memaksa Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif mengundurkan diri dari jabatannya. Namun Sharif menyangkal telah melakukan tindak korupsi dan kecurangan pemilu yang dituduhkan.
Imran Khan pimpinan Partai Gerakan Keadilan dan Tahirul Qadri meminta pendukungnya yang berdemonstrasi supaya kooperatif menghadapi tentara.
Sejumlah polisi dilaporkan terluka dalam bentrokan. Terdapat ribuan demonstran di lokasi kejadian, beberapa di antaranya memegang tongkat dan melemparkan batu, kemudian beranjak menyerang bangunan utama perumahan birokrasi federal Pakistan dan kediaman perdana menteri.
Polisi antihuru-hara (Brimob) terpaksa mundur dari jalan utama di depan gedung parlemen, Constitution Avenue.
Para pengunjuk rasa menyerang kendaraan serta membakar truk-truk kontainer yang melintas kemudian digulingkan di tengah jalan untuk dijadikan pagar penghalang.
Saluran berita swasta meliput langsung dari lokasi kejadian ketika para pengunjuk rasa menyambangi studio rekaman, berteriak dengan slogan-slogan tertentu, dan menerobos masuk kemudian menghancurkan peralatan rekaman.
Tak lama setelah itu, pasukan pengaman tiba dan para demonstran dikawal secara damai dari gedung sebelum transmisi siaran kembali mengudara.
Pada Minggu (31/8) malam, pengunjuk rasa mendobrak pagar luar gedung parlemen menggunakan truk meskipun bangunan itu dijaga oleh tentara, lapor seorang wartawan BBC, M. Ilyas Khan dari Islamabad.
Para demonstran telah menggelar aksinya di ibu kota selama dua pekan. Protes damai telah dilayangkan Sabtu lalu saat kerusuhan terjadi.
Pemilu tahun lalu menandai perpindahan kekuasaan sipil pertama di Pakistan. Sharif menang mutlak. Meskipun begitu, pemilihan tersebut secara umum telah dianggap adil menurut informasi dari seorang koresponden BBC. (bbc.co.uk)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...