Temui Jokowi, MUI Ajak Indonesia Mendamaikan Iran-Arab Saudi
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Majelis Ulama Indonesia (MUI) menilai Indonesia sebagai negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam harus mengambil peran dalam perdamaian konflik di kawasan Timur Tengah. Khususnya, konflik antara Arab Saudi dan Iran yang saat ini tengah terjadi.
"Kami, MUI, melihat, konflik di Timur Tengah sangat mengkhawatirkan, karena bisa memicu perang lebih luas," kata Ketua Umum Dewan Pimpinan MUI, Kiai Haji Maruf Amin, saat jumpa pers seusai menemui Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, hari Selasa (5/1).
Selain itu, dia menilai ketegangan antara Iran dan Arab Saudi akan membawa dampak dan citra buruk Islam. Menurut Maruf, hal tersebut harus dicegah, sebab Iran memiliki sekutu seperti Irak, Lebanon, Suriah, sementara Arab Saudi mendapat dukungan dari negara-negara Teluk.
"Kita tidak ingin dampaknya terjadi pada umat Islam dunia," katanya.
Meski demikian, dia mengakui peran Indonesia untuk menjadi mediator perdamaian antara Iran dan Arab Saudi tidak mudah. Karena banyak hal yang melatarbelakangi konflik dua negara Islam itu terjadi, baik secara teologi, politik, hingga ekonomi.
Untuk itu, Maruf melanjutkan, MUI memberikan masukan beberapa hal penting agar upaya Indonesia sebagai mediator perdamaian dapat memberi solusi tepat bagi dunia Islam.
Ketegangan antara Iran dan Arab Saudi terjadi setelah Arab Saudi mengeksekusi ulama Syiah terkemuka, Sheikh Nimr al-Nimr, dengan tuduhan teror dan penentangan terhadap Pemerintah Arab Saudi pada hari Sabtu (2/1) lalu.
Selang beberapa jam kemudian langkah Arab Saudi itu pun mendapat perlawanan. Bom molotov digunakan untuk menyerbu Kantor Kedutaan Besar Arab Saudi dan berujung pada dibakarnya kantor yang berlokasi di Kota Teheran, Iran.
Editor : Sotyati
Israel Pada Prinsipnya Setuju Gencatan Senjata dengan Hizbul...
YERUSALEM, SATUHARAPAN.COM-Siaran media Kan melaporkan bahwa Israel pada prinsipnya telah menyetujui...