Temui Presiden, Muhammadiyah Prihatin Kondisi Bangsa
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, menerima kunjungan Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, di Istana Merdeka, Jakarta, hari Selasa (22/9). Dalam pertemuan yang berlangsung sekitar pukul 09.30 WIB itu, Muhammadiyah menyampaikan keprihatinannya melihat kondisi bangsa Indonesia saat ini.
Haidar mengaku telah menyampaikan hasil Muktamar ke-47 Muhammadiyah dan Satu Abad Aisyiyah kepada Presiden Jokowi. Ia juga mengutarakan komitmen Muhammadiyah terhadap negara Indonesia, yang mereka sebut sebagai negara hasil kesepakatan bersama.
"Tetapi Muhammadiyah dengan semangat Islam berkemajuan ingin negara Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak statis, tetapi harus ada ikhtiar yang sifatnya memajukan. Poin pentingnya ada pada pentingnya berdinamisasi dalam berkebangsaan yang menjadikan negara ini maju," ujar Haidar usai bertemu Presiden Jokowi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, hari Selasa (22/9).
Haidar juga mengaku telah menyampaikan hasil kajian tim ekonomi PP Muhammadiyah yang memandang perlambatan ekonomi saat ini belum termasuk krisis, tetapi bisa berpotensi krisis jika tidak ada kebijakan yang strategis, komprehensif, dan melakukan langkah berani, dari Pemerintah.
"Kami menghargai paket kebijakan I," kata dia.
Haidar menjelaskan, jika ada suasana politik yang tidak kondusif terjadi, maka ia berharap Jokowi masih mau menghargai masukan dari lembaganya. "Tetapi ada dua hal yang harus menjadi kerangka berpikir kita, pertama tentang persepsi konstruktif, dan optimisme kita bisa keluar dari situasi ini," ujar dia.
Prihatin Kebakaran Hutan
PP Muhammadiyah, menurut Haidar, juga menyampaikan keprihatinan atas kebakaran lahan yang terjadi cukup lama dan meluas di berbagai daerah di Indonesia. Ia menyebutkan, pemerintah harus mulai melakukan konservasi dan rekonstruksi agar sumber daya alam negara bisa dikelola dengan baik, meski juga harus dimobilisasi untuk kesejahteraan rakyat.
“Kami menyampaikan keprihatinan tentang kebakaran lahan yang juga cukup lama dan meluas. Selain ada konservasi juga rekonstruksi agar sumber daya alam ini bisa dikelola dengan baik. Tetepi harus dimobilisasi sebagai kesejahteraan rakyat,” tutur dia.
Terkait pendidikan, Haidar mengaku telah mengutarakan komitmen organisasinya terhadap pendidikan sebagai kekuatan transformasi. "Ini kan kita income rendah, human index rendah, artinya pendidikan sumber daya manusia harus jadi perhatian pemerintah," kata dia.
Terakhir, Haidar menyampaikan apresiasi PP Muhammadiyah atas upaya diplomasi ke Timur Tengah. Langkah tersebut dinilai membentuk politik bebas aktif yang sesungguhnya.
"Sehingga Indonesia bisa menjalankan peran bukan hanya ke Timur dan Barat. Ini terobosan bagus ke Timur Tengah. Ini kebijakan baru," tutur dia.
Editor : Sotyati
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...