Tentara AS Pasang Jaringan Kawat Berduri di Perbatasan AS-Meksiko
AMERIKA SERIKAT, SATUHARAPAN.COM – Lebih kurang 5.800 tentara Amerika pada hari Kamis (22/11), merayakan Hari Pengucapan Syukur atau Thanksgiving Day, dengan memasang jaringan kawat berduri dan mendirikan tenda-tenda di perbatasan dengan Meksiko, di tengah kontroversi adanya pelanggaran undang-undang Amerika, yang melarang penggunaan tentara untuk penegakan hukum di dalam negeri.
Laporan-laporan pers, mengutip komandan yang mengatur misi itu mengatakan, sebagian tentara mungkin akan dikirim kembali ke tempat asal mereka akhir minggu ini, dan operasi untuk membantu pasukan penjaga perbatasan itu akan bisa diselesaikan pertengahan bulan Desember.
Tapi pemerintahan Presiden Trump justru mengatakan, hari Rabu (21/11) memperkuat tugas-tugas tentara itu, untuk menjaga keamanan, termasuk menggunakan kekerasan senjata, kalau perlu.
“Presiden melihat adanya keperluan untuk memperkuat pasukan penjaga perbatasan, dan Kamis (22/11) malam, kami mendapat perintah untuk menjalankan langkah-langkah tambahan. Kami sedang mempelajari apa saja langkah-langkah itu,” kata Menteri Pertahanan Jim Mattis.
Namun, para pakar hukum mengatakan, perintah presiden itu bisa melanggar peraturan tahun 1878, yang membatasi kekuasaan pemerintah menggunakan tentara untuk menjalankan kebijakan dalam negeri.
Peningkatan tugas-tugas militer itu muncul dari sebuah memorandum yang dikeluarkan Gedung Putih pada Selasa (20/11), yang mengizinkan tentara mengambil langkah-langkah yang dianggap perlu, untuk melindungi pasukan penjaga perbatasan. Tindakan ini bisa berupa penggunaan kekerasan senjata, penahanan dan penggeledahan, kata memorandum itu.
Tapi, ketika berbicara kepada wartawan, Menteri Pertahanan Jim Mattis mengecilkan kemungkinan penggunaan senjata dalam menghadapi para calon migran itu.
"Saya kira tugas itu cukup dengan memasang halang rintang dan kawat berduri, yang akan mencegah masuknya orang-orang yang tidak dikehendaki," kata Jim Mattis lagi.
Tentara Amerika dikirim ke perbatasan di tengah meningkatnya ketegangan menjelang pemilihan sela permulaan bulan ini, karena adanya laporan ribuan warga Amerika Tengah sedang menuju ke Amerika untuk minta suaka.
Presiden Trump, memerintahkan pengiriman pasukan itu untuk membantu penjaga perbatasan yang mungkin kewalahan menghadapi calon migran itu. Tapi para pengecamnya mengatakan, langkah itu hanyalah tindakan politik untuk memicu kontroversi menjelang pemilihan sela itu. (Voaindonesia.com)
Editor : Sotyati
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...