Tentara Israel Rawat Rakyat Suriah yang Terluka
YERUSALEM, SATUHARAPAN.COM - Sejumlah rakyat Suriah yang terluka akibat perang sipil di negara itu mendapat perawatan medis dari Tentara Israel, walaupun selama ini Suriah dan Israel dikenal bermusuhan.
Menurut media Israel, bahwa tentara mereka telah berulang kali menolong rakyat Suriah bukan hal aneh. Namun, kali ini menjadi istimewa karena ia terekam kamera dan menjadi pembicaraan luas.
Kejadian hari Kamis ((8/04) itu menunjukkan tujuh warga Suriah yang terluka dalam perang sipil di negara itu mendapat perawatan medis dari tentara Israel. Mereka terdiri dari seorang pria, empat perempuan dan dua anak, kesemuanya terluka oleh pecahan peluru dari ledakan di desa-desa dekat perbatasan Suriah dengan Israel. Di antara mereka adalah seorang bocah perempuan berusia dua tahun yang menderita cedera berat di kepala.
“Kami menerima laporan bahwa rakyat Suriah yang cedera tiba di perbatasan dan kami mulai mempersiapkan perawatan,” kata Letnan Omri Caspi, seorang petugas operasi medis di Divisi Golan, menurut pernyataan tentara.
“Saat kami mulai memahami gravitasi dari situasi, bahwa kami akan merawat tujuh pasien yang membutuhkan perawatan kritis - pasien dengan cedera yang rumit dan berat - kami memutuskan untuk memanggil tim tambahan di daerah tersebut," demikian pernyataan itu, dikutip dari Jewish Telegraph Agency.
Petugas medis divisi Golan Israel merawat gadis kecil itu bersama ibunya sebelum dievakuasi ke sebuah rumah sakit Israel dengan helikopter. Dengan bantuan dari tentara lainnya yang ditempatkan di daerah itu, petugas medis mengangkut yang terluka lainnya ke rumah sakit di Israel utara.
Dua hari sebelumnya, 72 anak-anak Suriah dan seorang dewasa tewas yang diduga karena serangan senjata kimia.
Beberapa jam setelah operasi Israel, Amerika Serikat meluncurkan rentetan rudal di sebuah pangkalan udara Suriah dalam apa yang disebutnya sebagai tanggapan terhadap serangan kimia oleh Presiden Suriah Bashar Assad.
Israel menyambut baik serangan itu, sedangkan para pendukung Suriah (Iran dan Rusia) mengecamnya.
Sejak awal 2013, tentara Israel telah merawat sekitar 3.000 warga Suriah yang terluka yang tiba di perbatasan di Golan, termasuk ratusan bayi dan anak-anak.
Umumnya bekerja di malam hari, para tentara mempersiapkan diri sejak awal untuk memberikan pertolongan pertama dan kemudian mengevakuasi yang terluka ke rumah sakit terdekat.
Selama kunjungan ke perbatasan Lebanon pada hari Minggu, Presiden Israel Reuven Rivlin mengatakan kepada tentara Brigade Givati bahwa perang sipil di Suriah “menuntut perhatian dari seluruh dunia” dan melibatkan “hal-hal yang tidak dapat dipahami oleh manusia.”
Dia mengatakan pemerintah akan mempertimbangkan untuk melakukan lebih banyak lagi untuk “meringankan penderitaan orang yang tidak bersalah.”
Israel telah mempertahankan kebijakan non-intervensi dalam perang sipil Suriah, yang telah berlangsung selama enam tahun dan menewaskan sekitar 400.000 orang dan menggusur lebih dari 11 juta, menurut PBB.
Israel sejauh ini tidak menerima pengungsi dari mana pun, meskipun negara itu mempertimbangkan menerima 100 anak yatim. Sejak Selasa, Israel telah menyumbangkan ratusan ribu shekel untuk membantu pengungsi Suriah.
Rivlin juga mengunjungi Western Galilee Medical Center, yang memberikan perawatan bagi sebagian besar rakyat Suriah yang terluka. Dia berbicara dengan staf medis dan pasien mereka.
“Pekerjaan Anda adalah kebanggaan kita,” kata Rivlin kepada staf di sana. “Kebanggaan Israel, kebanggaan Yahudi. Ini adalah bukti bahwa dunia dibangun di atas kebaikan. Israel akan terus melakukan segala sesuatu yang bisa dengan tanggung jawab dan kebijaksanaan, untuk meringankan penderitaan orang-orang yang mengalami penyembelihan di bagian lain dari perbatasan ini.”
Editor : Eben E. Siadari
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...