Tentara Rusia Menolak Berperang di Ukraina, Divonis Lima Tahun Penjara
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM - Pengadilan Rusia menjatuhkan hukuman lima tahun penjara kepada seorang prajurit profesional berusia 24 tahun karena menolak berperang di Ukraina, kata para pejabat pada hari Kamis (12/1).
Prajurit itu, "tidak ingin ikut serta dalam operasi militer khusus", tidak melapor untuk bertugas pada Mei 2022, kata layanan pers untuk pengadilan di wilayah Bashkortostan di Ural selatan.
Penegak hukum menemukan pria itu, Marsel Kandarov, pada bulan September, tambah pernyataan itu.
Secara terpisah, pengadilan militer mengatakan mereka menghukum Kandarov lima tahun penjara karena menghindari dinas militer selama mobilisasi selama lebih dari sebulan.
Rusia mengumumkan mobilisasi 300.000 orang pada akhir September untuk menopang pasukan Rusia di Ukraina.
Pengumuman tersebut memicu eksodus pria dari Rusia, dengan banyak yang melarikan diri ke negara tetangga termasuk Armenia, Georgia, dan Kazakhstan.
Kritikus mengatakan bahwa banyak pria yang dimobilisasi hampir tidak memiliki pengalaman medan perang dan hanya menerima sedikit pelatihan sebelum dikirim ke garis depan.
Secara terpisah, pengadilan militer di Moskow menjatuhkan hukuman lima tahun enam bulan kepada seorang tentara di sebuah koloni hukuman karena "memukul" seorang perwira selama pertengkaran, kantor berita negara Rusia TASS melaporkan pada hari Rabu (11/1).
TASS mengatakan tentara itu menyatakan "ketidakpuasannya" dengan pelatihan prajurit yang dimobilisasi di luar Moskow.
Saat berbicara, dia meniupkan asap rokok ke wajah seorang petugas, yang membalas dengan mendorongnya. Prajurit itu kemudian mendorong petugas di dada.
Sebuah video insiden yang beredar online menunjukkan tentara tersebut mengeluhkan pelatihan yang buruk, menggunakan kata-kata kotor, dan menyebut latihan itu sebagai “tiruan.” (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...