Tentukan Hilal, Umat Islam Baiknya Pakai Ilmu Pengetahuan
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Umat Muslim Tanah Air tengah menanti hasil sidang itsbat untuk menentukan jatuhnya 1 Syawal 1436 Hijriyah. Kemungkinan perbedaan jatuhnya Hari Raya Idul Fitri tahun ini pun masih tersebuka.
Wakil Ketua Komisi VIII Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Sodik Mudjahid menilai hal itu terjadi karena perbedaan metode penentuan hilal yang digunakan sejumlah organisasi masyarakat (ormas) Islam. Di mana, sebagian ormas masih menggunakan metode yang digunakan zaman Rasulullah dalam melihat hilal.
"Memang ada perbedaan metode itu, tapi metode dengan kebesaran jiwa, bisa disamakan metode ilmu pengetahuan dan teknologinya," kata Sodik ketika dihubungi sejumlah wartawan di Jakarta, Kamis (16/7).
Menurut dia, sebaiknya dalam menentukan jadwal 1 Syawal ormasi Islam bersatu dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan. Karena pada hakikatnya, Islam mendorong umatnya menggali ilmu untuk kemashalahatan umat Islam.
"Untuk jangka panjang, saya mengimbau. Kenapa kita tidak bisa menggunakan ilmu pengetahuan modern. Seperti misalnya kita menetapkan tahun masehi. Karena saya pikir, ini adalah keilmuan sohiq. Kita sudah modern kok ilmu pengetahuan astronominya, pakarnya sudah banyak," kata dia.
"Ini kan bukan menyangkut barang yang haram dan halal. Ini untuk kemashalahatan umat," politisi Gerindra ini melanjutkan.
Namun yang pasti, kata Sodik, ormas Islam Indonesia sudah saatnya bersatu dan saling berlapang dada demi membesarkan Islam yang rahmatan lil alamin. Islam yang bisa diterima dan bermanfaat bagi seluruh umat.
"Sekali lagi perbedaan di dalam umat islam adalah rahmat. Sebuah yang menunjukkan kejamakan, tapi perlu kewibaan dan kelapangan dada agar ada persatuan," tutur Sodik.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Putin Bantah Rusia Kalah di Suriah, Sebut Akan Bertemu Assad
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengatakan pada Kamis (19/12) bahwa Rusia be...