Terapi Cahaya untuk Obati Kanker Prostat Stadium Awal
LONDON, SATUHARAPAN.COM - Laki-laki yang menderita kanker prostat stadium awal, mungkin tidak perlu lebih lama menunggu untuk mengetahui apakah penyakit mereka memburuk. Beberapa peneliti kini menggunakan terapi cahaya untuk menghancurkan sel-sel kanker dengan obat yang dibuat dari bakteri yang hidup di dasar laut.
Perawatan standar kanker prostat stadium awal adalah, “tunggu dan amati”, dan tidak akan dilakukan pengobatan kecuali jika penyakit itu memburuk.
Tetapi kini para pria yang menderita penyakit kanker stadium awal, akan memiliki pilihan lain. Beberapa peneliti di Inggris telah mempelopori uji coba terapi cahaya dengan menggunakan sinar laser yang menarget sel-sel kanker, menghancurkan sel-sel itu pada stadium awal. Perawatan ini disebut terapi fotodinamis yang menarget pembuluh darah atau vascular-targeted photodynamic therapy.
Mark Emberton, pakar intervensi onkologi di Universitas College London, adalah pemimpin penelitian yang diterbitkan di Lancet Oncology. Ia mengatakan, perawatan itu mencakup pemberian obat pada jaringan agar peka cahaya dan dokter akan menyinari kanker prostat tersebut.
Emberton mengatakan, cahaya itu mengaktifkan pembentukan molekul oksigen, atau radikal bebas, yang menghentikan pasokan darah pada kanker, dan membunuh sel-sel berbahaya tersebut.
“Inilah dampak cahaya pada jaringan yang peka, yang memproduksi bahan-bahan kimiawi beracun untuk menghancurkan sel-sel kanker, khususnya pasokan darah pada sel-sel kanker,” katanya.
Perawatan ini mengandalkan fotosintesis, seperti proses di mana tanaman mendapatkan energi dari matahari. Sejumlah bakteri menggunakan proses serupa.
Obat-obatan yang diberikan kepada pasien, didapat dari bakteri WST11 yang ditemukan di dasar laut. di perairan yang gelap itu tidak banyak terdapat cahaya, sehingga mikroba tersebut berevolusi untuk mengubah cahaya menjadi energi.
Perubahan kanker menjadi stadium yang lebih buruk tiga kali lebih rendah dalam kelompok yang dirawat dengan terapi cahaya, dibanding pasien yang diamati secara aktif.
Emberton yakin, para peneliti telah menemukan jenis terapi baru bagi kanker prostat yang lebih bisa ditolerir, yang bisa diulang jika perlu dan sifatnya lokal.
‘’Kita mengarahkan terapi pada tumor untuk mempertahankan kelenjar prostat sebaik mungkin, beda dengan cara lama, di mana terapi diarahkan pada seluruh prostat," katanya.
Emberton mengumpamakan, hal itu seperti operasi membuang gumpalan kanker dan mastektomi untuk menghilangkan kanker payudara.
Beberapa terapi saat ini untuk mengobati kanker prostat, termasuk radiasi dan operasi kelenjar, bisa mengakibatkan masalah seumur hidup yaitu gangguan ereksi dan tidak bisa menahan keluarnya air kencing atau buang air besar.
Emberton mengatakan, efek samping terapi cahaya ini akan hilang dalam waktu tiga bulan.
Dalam penelitian, para pakar mendapati hampir 50 persen pasien pulih, dibanding 13,5 persen kelompok yang tidak mendapat perawatan itu.
Penelitian ini dilakukan di 24 klinik perawatan yang melibatkan 413 laki-laki di seluruh Eropa.
Para pejabat kesehatan, kini sedang mempertimbangkan untuk menyetujui atau tidak terapi fotodinamis itu sebagai perawatan baru bagi kanker prostat stadium awal. (voaindonesia.com)
Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...