Terbaru Invasi Rusia: Rusia Hentikan Siaran Radio Yang Kritik Invasi ke Ukraina
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Sebuah stasiun radio terkemuka yang kritis terhadap Kremlin dihentikan siarannya pada Selasa 1/3), kata pemimpin redaksinya dan Associated Press mengkonfirmasi, setelah pihak berwenang mengancam akan menutupnya karena liputan invasi Rusia ke Ukraina.
Tindakan terhadap Echo Moskvy, salah satu stasiun radio tertua Rusia yang kritis terhadap pihak berwenang, terjadi di tengah meningkatnya tekanan pada media independen Rusia untuk meliput serangan terhadap Ukraina sesuai dengan jalur resmi.
Para pejabat pada hari Selasa juga mengancam akan memblokir Dozhd, saluran TV independen terkemuka Rusia. Kantor Kejaksaan Agung mengklaim kedua media tersebut menyebarkan konten yang menghasut kegiatan ekstremis, serta “informasi palsu mengenai tindakan personel militer Rusia sebagai bagian dari operasi khusus” di Ukraina.
Tak lama setelah Moskow menginvasi Ukraina, pejabat Rusia mengancam media independen dengan penutupan jika liputan mereka tentang serangan itu menyimpang dari narasi resmi, termasuk menggambarkan penyerangan itu sebagai "invasi" atau "perang".
Situs web Current Time, saluran TV Rusia yang diluncurkan oleh Radio Free Europe/Radio Liberty yang didanai AS yang mengkritik Kremlin, menjadi tidak tersedia pada hari Minggu setelah saluran tersebut melaporkan menerima pemberitahuan dari pihak berwenang.
Perusahaan Barat Jual Saham di Perusahaan Rusia
MOSKOW, Perdana Menteri Rusia, Mikhail Mishustin, mengatakan pada hari Selasa (1/3) bahwa pemerintah telah menyiapkan langkah-langkah untuk sementara membatasi investor asing dari divestasi aset Rusia, dengan mengatakan langkah itu akan membantu mereka membuat “keputusan yang dipertimbangkan” daripada menyerah pada tekanan politik sanksi.
Mishustin mengatakan dekrit presiden telah disiapkan untuk memberlakukan "pembatasan sementara untuk keluar dari aset Rusia." Dia tidak memberikan rincian atau mengatakan apakah pembatasan akan berlaku untuk beberapa bentuk investasi atau untuk semua.
Perusahaan-perusahaan besar Barat mendapat tekanan untuk melepaskan saham di perusahaan-perusahaan Rusia. Perusahaan minyak BP mengatakan pada hari Minggu bahwa pihaknya akan berusaha untuk melepaskan sahamnya di produsen minyak Rusia, Rosneft.
Shell mengatakan pada hari Senin bahwa mereka akan keluar dari semua bisnisnya di Rusia. Perusahaan lain dengan saham besar termasuk TotalEnergies Prancis, yang memegang 19,4% dari perusahaan gas alam Novatek.
Pejabat Rusia telah mengambil langkah-langkah untuk meredam dampak sanksi ekonomi besar-besaran, dengan bank sentral menaikkan suku bunga untuk mempertahankan nilai tukar rubel, mengharuskan perusahaan untuk menjual pendapatan valuta asing, dan menyediakan kredit jangka pendek tak terbatas untuk bank.
IAE Setuju Lepas Mintak 60 Juta Barel
FRANKFURT, Sebanyak 31 negara anggota Badan Energi Internasional (IAE) telah setuju untuk melepaskan 60 juta barel minyak dari cadangan strategis mereka, setengahnya dari Amerika Serikat.
Keputusan pada hari Selasa (1/3) oleh dewan IEA yang berbasis di Paris dimaksudkan "untuk mengirim pesan yang kuat ke pasar minyak" bahwa "tidak akan ada kekurangan pasokan" setelah Rusia menginvasi Ukraina.
Menteri Energi AS, Jennifer Granholm, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Presiden Joe Biden menyetujui komitmen 30 juta barel dan bahwa AS siap untuk "mengambil tindakan tambahan" jika diperlukan.
Rusia memainkan peran besar di pasar energi global sebagai produsen minyak terbesar ketiga.
Sementara sanksi Barat belum menargetkan industri energi Rusia sejauh ini, invasi masih mengguncang pasar di seluruh dunia. Harga minyak melonjak pada hari Selasa dengan patokan minyak mentah AS melampaui US$100 per barel, harga tertinggi sejak 2014. (AP)
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...