Terkait Krisis di Rusia, AS Berkoordinasi dengan Sekutu G-7
WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM-Washington akan tetap "berkoordinasi erat" dengan sekutu, negara Kelompok Tujuh (G-7) di tengah krisis yang sedang berlangsung di Rusia, di mana tentara bayaran Wagner melancarkan pemberontakan, kata para pejabat hari Sabtu(24/6).
Pemerintah Rusia telah mendeklarasikan 'operasi anti teroris' saat tentara bayaran Wagner menyerukan pemberontakan bersenjata dan pasukannya tengah menuju ke Moskow, ibu kota Rusia.
"Amerika Serikat akan tetap berkoordinasi erat dengan Sekutu dan mitra karena situasi terus berkembang," kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri, Matthew Miller, dalam sebuah pernyataan, menambahkan bahwa dukungan untuk Ukraina "tidak akan berubah."
Kepala kelompok Wagner, Yevgeny Prigozhin, 62 tahun, merilis serangkaian pesan dari hari Jumat malam hingga Sabtu, mengklaim bahwa dia dan pasukan tentara bayarannya telah memasuki kota Rostov-on-Don di Rusia selatan dan menguasai situs militernya.
Menanggapi tantangan dalam pidato yang disiarkan televisi, Putin menuduh Prighozin, yang tentara swastanya menyediakan pasukan kejutan untuk serangan Moskow di Ukraina, sebagai "tusukan dari belakang" yang mengancam kelangsungan hidup Rusia.
Pemberontakan itu terjadi pada saat Rusia “melakukan pertempuran terberat untuk masa depannya,” kata Putin, ketika pemerintah Barat menerapkan sanksi terhadap Moskow dan mempersenjatai Ukraina. Tindakan Prigozhin bisa berdampak signifikan pada perang.
Pemberontakan oleh kelompok tentara bayaran Wagner dianggap sebagai tantangan paling serius yang pernah menggoyahkan kekuasaan panjang kepala Kremlin, dan krisis keamanan paling serius Rusia sejak orang kuat Putin berkuasa pada akhir tahun 1999.
Setelah pidato Putin, para pejabat berusaha untuk menegaskan kembali kesetiaan mereka kepada Kremlin dan mendesak Prigozhin untuk mundur. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...