Terkait Postingan di Medsos, Anggota Parlemen Jerman Ditahan Sementara oleh Turki
ANKARA, SATUHARAPAN.COM-Seorang anggota parlemen Jerman mengatakan pada hari Minggu (13/8) bahwa dia ditahan selama beberapa jam ketika memasuki Turki awal bulan ini berdasarkan postingan media sosial yang dia buat pada tahun 2019. Itu menambahkan bahwa dia masih akan melakukan perjalanan ke Turki dan menyampaikan pendapatnya tentang pemerintahannya.
Goekay Akbulut, seorang anggota Bundestag Jerman dari partai sayap kiri, Die Linke, ditahan di bandar udara Antalya pada 3 Agustus setelah surat perintah penangkapan dikeluarkan oleh jaksa penuntut umum Turki atas tuduhan "propaganda teror", katanya.
Jerman adalah rumah bagi komunitas diaspora Turki terbesar di dunia, tetapi hubungan antara Berlin dan Ankara telah tegang dalam beberapa tahun terakhir oleh kritik Jerman terhadap tindakan keras Presiden Recep Tayyip Erdogan terhadap tersangka lawan setelah kudeta yang gagal pada tahun 2016 dan serangan militer Turki terhadap milisi Kurdi di Suriah pada tahun 2019.
Akbulut, warga Jerman keturunan Kurdi kelahiran Turki, dibebaskan setelah melakukan kontak dengan kementerian luar negeri Jerman, katanya. Otoritas Turki tidak segera tersedia untuk berkomentar.
Akbulut mengkritik pemerintah Turki karena "melancarkan perang brutal terhadap penduduk Kurdi di dalam dan di luar perbatasannya," menurut situs resminya.
“Saya akan melakukan perjalanan ke #Tuerkei pada bulan Oktober lagi sebagai bagian dari perjalanan delegasi Grup Parlemen Jerman-Turki dan, seperti biasa, tidak akan berbasa-basi: #FreeThemAll,” katanya dalam sebuah posting di platform media sosial X pada hari Minggu.
Tidak jelas persis apa yang dia maksud, atau postingan media sosial mana yang dia yakini memicu surat perintah penangkapan Turki.
Kedutaan Jerman di Ankara dan konsulat di Antalya melakukan kontak dengan anggota parlemen, kata seorang sumber di kementerian luar negeri Jerman.
Akbulut, 40 tahun, menyerukan pencabutan larangan Jerman terhadap Partai Pekerja Kurdistan (PKK), yang dianggap sebagai kelompok teroris oleh Uni Eropa dan Amerika Serikat. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
OpenAI Luncurkan Model Terbaru o3
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM- Dalam rangkaian pengumuman 12 hari OpenAI, perusahaan teknologi kecerdasan...