Terlalu Ambisius, Infrastruktur Sri Lanka Jadi Proyek Gagal
KOLOMBO, SATUHARAPAN.COM - Dua proyek infrastruktur Sri Lanka gagal dan terpaksa dijual demi memangkas utang luar negeri sebesar US$ 1 miliar.
Proyek infrastruktur ambisius ini dibangun di masa pemerintahan Mahinda Rajapakse yang kini sudah jadi mantan.
Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe mengatakan kepada parlemen dia ingin memprivatisasi pelabuhan senilai 1,3 miliar dolar AS (sekitar Rp16,9 triliun) dan bandara senilai 210 juta dolar AS (sekitar Rp2,73 triliun) di basis pemilih Rajapakse yang kini menjadi proyek gagal.
“Dengan mengubah utang menjadi ekuitas dan membentuk kemitraan pemerintah-swasta untuk mengelola bandara dan pelabuhan, kita dapat mengurangi utang luar negeri sebesar satu miliar dolar AS (sekitar Rp 13 triliun),” kata Wickremesinghe.
Dia tidak mengatakan apakah ada investor yang mengungkapkan ketertarikan terhadap fasilitas tersebut di basis pemilih Rajapakse, Hambantota, di ujung selatan Sri Lanka, yang dibangun dengan pinjaman dari Tiongkok dan dinamakan berdasarkan nama mantan presiden itu.
Hanya satu maskapai yang melayani penerbangan ke bandara di daerah yang jarang penduduknya tersebut, sementara pelabuhan itu juga menjadi salah satu yang paling sepi di dunia.
Pemerintah baru yang berkuasa pada Januari tahun lalu berusaha menegosiasikan kembali persyaratan utang sebesar delapan miliar dolar AS (sekitar Rp104,2 triliun) dengan Tiongkok, yang meliputi biaya pembangunan bandara dan pelabuhan yang gagal.(Ant/AFP)
Editor : Eben E. Siadari
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...