Terobsesi Makan Keju, Kim Jong Un Diduga Malnutrisi
LONDON, SATUHARAPAN.COM – Para ahli dari Inggris mengemukakan risiko kesehatan yang dihadapi diktator Korea Utara Kim Jong Un (31) lantaran konsumsi keju yang tinggi, yang menyebabkan bobot badannya menjadi gemuk dalam beberapa bulan terakhir, bahkan sekarang dia berjalan dengan pincang.
Ia diketahui terobsesi makan keju, yakni dari impor keju Emmental yang lebih dikenal sebagai keju Swiss dalam jumlah besar ke Korea Utara, padahal dari Barat terdapat sanksi impor apabila dilakukan dalam jumlah besar.
Tetapi para ahli ada yang berpendapat bahwa kenaikan berat badan Kim Jong Un kemungkinan sengaja agar ia terlihat seperti mendiang kakeknya Kim Il Sung yang dihormati rakyat Korea Utara sebagai pendiri bangsa, bahkan sekarang ini tepat 20 tahun setelah kematiannya, Kim Il Sung masih dianggap sebagai kepala negara dengan gelar abadi Presiden Republik Korea Utara.
Kim Jong Un mengimpor sejumlah besar keju untuk konsumsi sendiri, sementara jutaan warga Korea Utara berjuang mencukup kebutuhan mereka hanya untuk makan.
Malnutrisi dan kelaparan tersebar luas di Korea Utara, menjangkiti sekitar 25 juta warga sebagai akibat dari salah urus ekonomi dan hilangnya dukungan Uni Soviet pada 1990-an. Maka sampai saat ini pangan di Korea Utara masih bergantung pada bantuan asing.
Gagal Produksi Keju
Awal tahun ini terungkap bahwa Kim Jong Un mencoba mengirim tim ahli pangan ke kota Besancon, Prancis untuk kursus kilat dalam produksi susu. Ia berupaya keras memerintahkan tiga spesialis itu selama beberapa bulan belajar di National Dairy Industry College.
Meskipun perguruan tinggi Prancis tersebut telah menolak secara ‘sopan tapi tegas’, Kim Jong Un tetap bertekad untuk meningkatkan standar pabrik keju di negaranya.
Dia diketahui sangat kesal karena susu Pyongyang selalu gagal untuk menghasilkan keju dengan kualitas Emmental untuk memenuhi tuntutannya.
Pembelot Cho Myung Chul dari Institut Korea untuk Kebijakan Ekonomi Internasional mengkritik, “Korea Utara terus berpikir memproduksi lemak yang berkualitas, tidak seperti Korea Selatan yang ingin menjadi kurus.”
Korea Utara, yang terus menerus dikutuk oleh Washington atas tuduhan pelanggaran hak asasi manusia, kini telah bersuara. Mereka menyoroti kelemahan Amerika Serikat dengan menyatakan “pikirkan saja urusan negara sendiri”, daripada terus ikut campur dalam urusan internal negara-negara lain. (dailymail.co.uk)
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...