Teropong Keanekaragaman Hayati sebagai Solusi Kesejahteraan
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Yayasan Kehati (Keanekaragaman Hayati) menilai Indonesia seharusnya mampu menjadi sejahtera jika serius memanfaatkan dan mengelola keanekaragaman hayati yang dimilikinya.
“Berbekal potensi yang luar biasa ini dan pengelolaan yang tepat, keanekaragaman hayati seharusnya mampu memberikan kesejahteraan bagi masyarakat Indonesia,”kata MS Sembiring, Direktur Eksekutif Yayasan Kehati seperti dalam rilis yang dikirim kepada satuharapan.com pada Kamis (8/1) malam.
Sementara itu, Centre on Biological Biodiversity (CBD) mencatat bahwa 10 persen dari spesies bunga di dunia berada di Indonesia, begitu pula dengan 12 persen mamalia, dan 16 persen reptil. Kemudian terdapat 1.592 spesies burung dan sekitar 270 spesies ampibi di Indonesia.
Akan tetapi dalam perkembangannya, keanekaragaman hayati belum menjadi arus utama pengelolaan sumber daya alam di Indonesia. Bahkan kebijakan-kebijakan pemerintah cenderung belum menjadikan keanekaragaman hayati sebagai isu utama.
“Di sisi lain, kerusakan lingkungan terus muncul yang mempengaruhi laju kepunahan sehingga mengurangi kekayaan keanekaragaman hayati. Selain itu terjadi eksploitasi sumberdaya alam secara berlebihan,” kata Sembiring.
Berdasarkan data Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, potensi sumber pangan yang dimiliki Indonesia mencapai 77 jenis sumber karbohidrat, 26 jenis kacang-kacangan, 389 jenis sumber buah-buahan, 228 jenis sayuran, 40 jenis buah minuman, dan 110 jenis rempah. Hal ini bisa menjadi modal kedaulatan pangan nasional.
Meneropong Kenaekaragaman Hayati dari Berbagai Sisi
Keanekaragaman hayati jika diteropong dari berbagai sisi tentu dapat menjadi solusi yang baik.
Dari sisi energi, keanekaragaman hayati yang dimiliki Indonesia dapat menjadi sumber energi baru terbarukan. Salah satu contohnya adalah biomassa. Potensinya mencapai 49.810 MW, namun yang baru digunakan sekitar 1.644,1 MW sehingga masih terbuka peluang untuk pengembangannya.
Sementara di sisi kesehatan, Indonesia memiliki tumbuhan-tumbuhan herbal yang dapat memberikan efek pengobatan pada beberapa penyakit. Seperti jahe, temulawak, daun mahkota dewa, manggis, dan banyak yang lain. Potensi keanekaragaman hayati ini tidak hanya pada pengobatan tradisional saja, tetapi juga pengobatan modern.
Dalam ketersediaan air, hutan-hutan Indonesia yang masih terjaga kelestarian dan ekosistemnya ikut menjamin adanya air. Air ini kemudian dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari dan untuk pembangkit listrik.
“Indonesia harus serius mengelola keanekaragaman hayati yang berpotensi besar mensejahterakan masyarakat,” kata Sembiring.
Editor : Bayu Probo
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...