Teror Sarinah, Aksi Natal dan Tahun Baru yang Tertunda?
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Ketua Pusat Studi Politik dan Keamanan Universitas Padjadjaran Bandung, Muradi, mengatakan aksi terorisme yang terjadi di Kawasan Sarinah, Jakarta Pusat, hari Kamis (14/1), merupakan aksi yang tertunda saat perayaan Hari Natal 2015 dan Tahun Baru 2016 lalu.
Menurutnya, kelompok teroris coba memanfaatkan pengamanan kota yang sedikit menurun di awal tahun 2016 ini.
"Ini teror yang tertunda di Natal dan Tahun Baru kemarin, karena sebenarnya dari bulan Oktober 2015 ancaman aksi teror sudah ada. Namun, karena waktu Natal dan Tahun Baru kemarin pengamanan ketat sekali, makanya mereka melakukannya sekarang," ucap Muradi saat dihubungi satuharapan.com dari Jakarta, hari Kamis (14/1).
Menurut pandangannya, pelaku aksi teror adalah kelompok baru yang tidak sabar melakukan aksinya. Kelompok tersebut terinspirasi oleh gerakan-gerakan yang dilakukan oleh kelompok militan Islamic State Iraq and Syria (ISIS).
"Kalau mereka kelompok lama, mereka akan lebih sabar, masuk dulu, kemudian aksinya nanti di pertengahan tahun," ujarnya.
Muradi pun mengatakan teror di Kawasan Sarinah mirip dengan aksi teror yang terjadi di Kota Paris, Prancis, bulan November 2015 lalu. Menurut dia, Indonesia, khususnya DKI Jakarta merupakan salah satu target operasi di Benua Asia.
"Jadi sebaiknya, sebelum menyasar ke kota lain, aparat keamanan seperti Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), Badan Intelijen Negara (BIN), Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), dan aparat lainnya segera menangkap pelaku," katanya.
"Tidak ada pilihan lain, harus diproses secepatnya," tutur Muradi menambahkan.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
AS Memveto Resolusi PBB Yang Menuntut Gencatan Senjata di Ga...
PBB, SATUHARAPAN.COM-Amerika Serikat pada hari Rabu (20/11) memveto resolusi Dewan Keamanan PBB (Per...