Tersangka Bom Boston Mengaku Tidak Bersalah
BOSTON, SATUHARAPAN.COM - Tersangka Bom Boston, Dzhokhar Tsarnaev mengaku tidak bersalah atas semua dakwaan sehubungan dengan serangan bom bulan April lalu. Dia dalam persidangan terancam hukuman mati.
Dalam pengadilan pertama pada Rabu (10/7), pemuda 19 tahun memasuki ruang sidang federal di Boston dengan diborgol, kaki dibelenggu dan memakai pakaian tahanan warna oranye.
"Tidak bersalah," kata warga negara Amerika Serikat, yang keluarganya berasal dari Chechnya. Dia mengulangi mengucapkan permintaannya itu hingga berkali-kali
Tsarnaev ditangkap lima hari setelah pemboman Boston Marathon pada Senin, 15 April. Saudaranya, Tamerlan, ditembak mati oleh polisi setelah pengejaran polisi menyusul terjadinya ledakan.
Ruang sidang penuh sesak dengan para korban pemboman, beberapa di antaranya membutuhkan tongkat untuk berjalan.
Juga di pengadilan banyak wartawan dan beberapa orang yang mengidentifikasi diri mereka sebagai teman-teman dari Tsarnaev.
Dia dituduh menggunakan bom bertekanan cooker - disebut sebagai "senjata pemusnah massal" oleh hukum AS - dalam serangan itu, yang menewaskan tiga orang dan lebih dari 260 terluka.
Ia juga didakwa sehubungan dengan penembakan mati seorang perwira polisi kampus di Massachusetts Institute of Technology.
Sebanyak 17 dakwaan terhadap dirinya disiapkan dengan pidana mati atau penjara seumur hidup.
Serangan bom mengejutkan Amerika menimbulkan kematian dan kekacauan di Boston Marathon, salah satu even olahraga utama di negara itu.
Bom-bom itu dikemas dengan fragmen logam untuk menghasilkan kerusakan maksimum, melukai sekitar 264 orang, mayoritas korban kehilangan kaki mereka. (aljazeera)
Editor : Sabar Subekti
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...