Tersangka Pemerkosa Mahasiswi Indonesia di Rotterdam Diciduk Polisi
ROTTERDAM, SATUHARAPAN.COM – Pihak berwenang di Belanda telah menangkap tersangka penyerang dan pemerkosa mahasiswi Indonesia di Rotterdam.
Pernyataan yang dikeluarkan polisi Belanda menyebutkan bahwa polisi bekerja siang malam untuk menyelidiki kasus itu.
Tersangka ditangkap setelah polisi menelisik penjelasan profil tersangka dan gambar-gambar yang didapat dari kamera CCTV di rute yang diambil oleh mahasiswa tersebut dalam perjalanan dari stasiun menuju tempat kosnya pada Sabtu (21/7) lalu.
Albert Jansen, yang terlibat dalam penyelidikan kasus ini, mengatakan pihaknya puas karena tersangka bisa ditangkap dalam waktu yang relatif cepat.
“Setiap orang ingin tersangka ditahan secepat mungkin,” kata Jansen, seperti dikutip situs daring harian Belanda, Algemeen Dagblad.
Menurut media di Belanda, tersangka yang berusia 18 tahun tersebut ditangkap pada Selasa (24/7) malam. Ia dilaporkan berasal dari Rotterdam.
Sebelumnya, polisi Belanda mengatakan menempuh berbagai cara untuk menangkap tersangka pemerkosa, mulai dari mengerahkan helikopter, anjing pelacak, hingga rekaman kamera CCTV untuk mengetahui tersangka pelaku.
Laporan media menyebutkan polisi sudah berbicara kepada setidaknya 20 orang.
Korban saat ini masih menjalani perawatan di rumah sakit akibat luka-luka yang ia derita.
Menjerat Leher Korban
Kejadian bermula ketika mahasiswi Indonesia tersebut mengendarai sepeda dari Stasiun Kereta Rotterdam Centraal menuju tempat kos di Herman Bavinckstraat, pada pukul 05.00, hari Sabtu (21/7).
Kedua lokasi berjarak sekitar 4,4 kilometer.
Sekitar setengah jam kemudian, saat dia baru tiba di depan rumah kos dan hendak mengunci sepeda, tiba-tiba seorang pria menyerangnya dan memerkosanya.
Laman berita RTV Rijnmond, melaporkan pelaku “menjerat leher korban dengan kunci sepeda”.
Beberapa saat setelah itu, dalam kondisi terluka, perempuan tersebut meminta bantuan dari tetangganya yang merupakan seorang perempuan lanjut usia.
“Kejadiannya brutal sekali,” kata seorang tetangga kepada Algemeen Dagblad.
“Di luar sudah terang, semua orang bisa lihat. Saya sedang menonton televisi dengan gorden tertutup. Saya dengar orang berlari. Kemudian saya dengar orang bilang, 'tidak', dan merintih,”katanya.
“Saya tidak lihat ke luar karena saya pikir itu anak-anak muda yang baru bepergian semalaman. Kalau saya tahu saya sudah telepon polisi,” sambungnya.
Kepolisian menduga korban telah diikuti beberapa kilometer sebelum tempat kos. (bbc.com)
Editor : Sotyati
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...