Tersangka Perekrut NIIS Ditahan di Spanyol
MADRID, SATUHARAPAN.COM – Pengadilan Spanyol pada Minggu (28/9), menahan tersangka pemimpin unit militan yang berbasis di Afrika utara atas tuduhan merekrut pejuang untuk kelompok jihadis Islamic State (NIIS).
Hakim Pengadilan Tinggi Javier Gomez Bermudez di Madrid memutuskan bahwa ada “kemungkinan besar”, Said Mohamed, merupakan kepala unit yang berbasis di Melilla, sebuah teritorial Spanyol yang terletak di ujung utara Maroko dan dekat dengan kota Nador, Maroko.
Pasukan keamanan Spanyol dan Maroko menahan Mohamed, seorang warga Spanyol keturunan Maroko bersama delapan tersangka anggota kelompok tersebut pada Jumat (26/9), di Melilla dan Nador.
Kementerian dalam negeri Spanyol mengatakan, pada saat itu bahwa Mohamed bekerja dengan saudara laki-lakinya, mantan tentara dan ahli peledak yang saat ini berjuang bersama NIIS, kelompok militan yang kini menguasai wilayah besar di Irak dan Suriah.
“Dua tersangka anggota kelompok itu diyakini melakukan perjalanan pada Juli, ke kawasan Suriah atau Irak yang berada di bawah kendali NIIS, “ kata kementerian.
Hakim mengatakan dalam putusannya, bahwa terdapat bukti tersangka merencanakan kepergian mereka untuk bergabung dengan jihadis NIIS.
Dia mengatakan, Mohamed membuat pernyataan kontradiktif saat diinterogasi, seperti mengklaim bahwa dirinya tidak mengetahui tersangka lain yang ditahan pada Jumat (26/9), meski saksi melihat dia bertemu mereka.
Otoritas Maroko memperkirakan ada sekitar 1.500 sampai 2.000 warga Maroko, yang ikut berperang di Suriah dan Irak. Spanyol menangkap puluhan tersangka ekstremis dalam penyergapan tahun ini.
Turki Ingin Bantu Koalisi Internasional Perangi ISIS
Sementara itu, Turki bertekad membantu koalisi internasional yang memerangi militan Islamic State (NIIS), kata Presiden Recep Tayyip Erdogan pada Minggu (28/9), ketika Ankara bersiap menentukan keterlibatan militernya dalam beberapa pekan mendatang.
Turki membuat negara Barat frustrasi selama beberapa bulan, dengan sikap hati-hatinya terhadap NIIS, tapi tampaknya kebijakan negara tersebut berubah total menyusul lawatan Erdogan ke Amerika Serikat pekan lalu.
“Kami akan menggelar perundingan dengan lembaga-lembaga yang relevan pekan ini. Kami pasti akan ada dimana pun kami diperlukan,” kata Erdogan dalam pidato utama di Forum Ekonomi Dunia di Istanbul.
“Kami tidak bisa diam saja,” katanya.
Militan NIIS, saat ini merajalela di Suriah, hanya sekitar beberapa kilometer dari Turki, mengakibatkan puluhan ribu orang berlari melintasi perbatasan.
Turki sejauh ini menampung 160.000 pengungsi yang melarikan diri dari serangan NIIS di sekitar kota Ain al-Arab. Namun Erdogan mengatakan lebih baik jika mereka bisa tinggal dengan aman di negara mereka sendiri. (AFP/Ant)
Editor : Bayu Probo
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...