Tespong, Lalapan Kaya Antioksidan
SATUHARAPAN.COM – Kalau berkesempatan mengunjungi rumah makan Sunda, jangan pernah ketinggalan untuk mencoba lalapan bernama tespong. Coba gigit dulu, rasakan aroma spesifik, dan ada kesan semriwing, nikmat sekali. Coba cocolkan ke sambal terasi, yang pasti sudah disediakan oleh rumah makan itu.
Lalapan yang terdiri atas daun, pucuk, buah muda, atau biji tanaman segar, dalam budaya dan kehidupan warga Sunda, sudah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan sejak dahulu. Badan Kesehatan Dunia atau WHO juga memiliki program back to nature, atau kembali untuk mengkonsumsi makanan mentah yang kaya serat, mineral dan vitamin, untuk kesehatan dan kebugaran. Kalau masyarakat Barat bangga terhadap makanan segar yang disebut salad, maka masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Sunda juga bangga memiliki lalap.
Tespong selain dikonsumsi sebagai lalap ternyata kaya antioksidan. Hal ini sudah diteliti oleh tim peneliti Departemen Makanan dan Gizi, Universitas Yonsei, Seoul, Korea. Daunnya kaya klorofil dan memiliki sifat antigenotoksik dan antioksidan.
Tespong menurut Wikipedia adalah tumbuhan yang menyerupai seledri, daunnya bergerigi, namun terasa agak lebih kaku dan tebal dibandingkan seledri.
Selain banyak digunakan sebagai lalap, tespong juga dipercaya sebagai obat antinyeri pinggang, demam, flu, memar, obat digigit ular dan kalajengking. Itulah sebabnya pengalaman empiris masyarakat Sunda tersebut mendorong kalangan akademisi untuk meneliti khasiat tanaman lalapan itu. Salah satunya dilakukan oleh Tina Rostinawati MSi Apt dari Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran.
Dalam penelitian itu Tina meneliti tentang potensi tespong sebagai antimikroba. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan herba tespong atau Oenanthe javanica, DC, terbukti ilmiah memiliki aktivitas antimikroba.
Pemerian Botani Tespong
Tespong, dikutip dari unpad.ac.id, merupakan tumbuhan berupa perdu tegak, dengan tinggi mencapai 10 - 150 cm. Daunnya bertangkai dan mempunyai anak daun yang tersusun berselang. Bunganya berwarna putih yang tersusun satu tandan.
Tespong berasal dari benua Asia dan sudah lama tersebar di Asia Selatan, Asia Tenggara, dan Asia Timur, mulai dari Pakistan sampai Jepang, Taiwan, dan Tiongkok bagian utara sampai daerah tropis di bagian Australia yaitu Queensland. Tespong banyak tumbuh liar di rawa, sawah, sepanjang selokan dan padang rumput yang lembab. Tespong tumbuh baik di dataran rendah sampai daerah pegunungan dan tempat terbuka.
Mengutip Wikipedia, selain memiliki nama ilmiah Oenanthe javanica, DC, tespong memiliki nama sinonim Dasyloma javanica MIQ, Falcaria javanica DC, Oenanthe laciniata Zoll, Oenanthe stolonifera Wall, Sium javanicum BL, dan Sium graecum Lour. Pada beberapa daerah dikenal dengan nama yang berlainan, antara lain bacarongi (Batam), bambung, tespong (Sunda), seladren (Jawa), pampung, pampung alas, batjarongi, peeopo (Malaysia), water dropwort, water celery, Indian pennywort.
Khasiat Herbal Tespong
Tim peneliti Departemen Makanan dan Gizi, Universitas Yonsei, Seoul, Korea, menyebutkan daun tespong kaya klorofil dan memiliki sifat antigenotoksik dan antioksidan. Selain itu mengandung beta-karoten yang tinggi, vitamin E yang sangat tinggi, juga riboflavin dan asam askorbat tinggi, mengandung kalsium, dan zat besi dan protein. Aktivitas antioksidan dan antigenotoksik dari ekstrak kaya klorofil dari tespong dapat menghambat aktivasi karsinogen.
Tespong dikutip dari unpad.ac.id, tidak mengandung racun/toksin seperti yang terkandung dalam spesies Oenanthe lainnya. Oenanthe javanica, DC, mengandung minyak atsiri dengan 117 komponen senyawa yang dapat digunakan sebagai fungisida. Oenanthe javanica, DC, mengandung vitamin C, B2 dan vitamin A.
Tim peneliti dari Departemen Farmakologi, Beijing Medical College Beijing Tiongkok, meneliti efek antidiabetes flavon Oenanthe javanica. Hasilnya tespong memiliki tindakan hipoglikemik dan hipotrigliserida, terutama berkaitan dengan mempromosikan pelepasan insulin dari sel B.
Berdasarkan kajian tim peneliti dari Fakultas Ilmu Terapan, Universitas UCSI, Malaysia, Sekolah Ilmu Pengetahuan, Universitas Monash Sunway Petaling Jaya, Malaysia, dan Fakultas Pertanian Universitas untuk Ekosistem Mangrove, Ryukyu, Masyarakat Internasional Okinawa Jepang, di Asia Tenggara tespong dikonsumsi mentah seperti bumbu. Sejak dulu telah dipercaya memiliki manfaat obat dan asupan regulernya dapat mencegah penyakit degeneratif, menunda penuaan dan memperbaiki kesehatan secara keseluruhan.
Dalam tinjauan itu, pengetahuan terkini tentang fitokimia dan farmakologi menyebutkan tespong memiliki unsur penyusun fenilpropanoid, flavonoid dan asam fenolik, terutama persikin dan isorhamnetin. Antioksidan, antikuorum penginderaan, melanogenik, antidiabetes, antiaritmia, antiinflamasi, neuroprotektif, neurogenesis, detoksifikasi alkohol, antitoksik, anti koagulan, virus hepatoprotektif, antihepatitis B, dan peningkatan memori.
Editor : Sotyati
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...