Teten Masduki Ikon Aktivis Antikorupsi
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Presiden Jokowi melantik Teten Masduki menjadi Kepala Staf Kepresidenan RI di Istana Negara Jakarta, Rabu (2/9), pukul 09.20 WIB, menggantikan Luhut Binsar Panjaitan yang kini menjabat Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menkopolhukam).
Teten Masduki, kelahiran Garut, Jawa Barat, 6 Mei 1963, sangat dikenal sebagai aktivis antikorupsi Indonesia. Terlahir dari keluarga petani, masa kecil Teten dihabiskan di Kecamatan Limbangan, Garut. Tamat dari SMA, ia kuliah di IKIP Bandung, mengambil jurusan kimia.
Kesadaran Teten terhadap masalah-masalah sosial sudah tumbuh sejak SMA. Ia mengikuti demonstrasi pertama kali, dalam aksi unjuk rasa membela petani Garut yang dirampas tanahnya. Setelah menyelesaikan pendidikannya dari IKIP, dia direkrut lembaga swadaya masyarakat (LSM) informasi dan studi hak asasi manusia, dan memulai aktivitasnya sebagai staf peneliti pada Institut Studi dan Informasi Hak Asasi Manusia (1978-1989).
Teten makin banyak berhubungan dengan buruh. Setelah menjabat Kepala Litbang Serikat Buruh Merdeka Setiakawan (1989-1990), dia menjabat Kepala Divisi Perburuhan Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (1990-2000). Pada saat bersamaan, dia juga aktif sebagai Koordinator Forum Solidaritas Buruh (1992-1993) dan Koordinator Konsorsium Pembaruan Hukum Perburuhan (1996-1998).
Namanya semakin dikenal ketika pada era reformasi Teten aktif sebagai Koordinator Indonesia Corruption Watch (1998-2009). Keterlibatannya di ICW didorong kegeramannya melihat merajalelanya korupsi di negeri ini.
Nama Teten mencuat ketika ICW yang dipimpinnya, membongkar kasus suap yang melibatkan Jaksa Agung (saat itu) Andi M Ghalib pada masa pemerintahan BJ Habibie. Inilah pertama kalinya dalam sejarah sebuah lembaga seperti ICW bisa memaksa seorang pejabat tinggi negara turun dari jabatannya. Berkat kegigihannya mengungkap kasus tersebut, Teten dianugerahi Suardi Tasrif Award 1999.
Koordinator Indonesia Corruption Watch ini pun terus menggelorakan gerakan antikorupsi hingga terpilih sebagai penerima Penghargaan Magsaysay untuk kategori pelayanan publik, 2005. Teten menerima penghargaan itu bersama seorang tokoh dari India di Manila 29 Agustus 2005.
Pada tahun 2012, Teten mencalonkan diri sebagai wakil gubernur mendampingi Rieke Diah Pitaloka dalam Pemilihan Gubernur Jawa Barat 2013. Namun, pasangan ini gagal dalam pencalonan gubernur dan wagub Jabar.
Pada Mei 2015, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengangkat Teten Masduki sebagai Staf Khusus Sekretaris Kabinet dan Staf Khusus Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Sukardi Rinakit, untuk menggawangi Tim Komunikasi Presiden, dengan status sebagai Staf Khusus Presiden. (tokohindonesia.org/setkab.go.id)
Editor : Sotyati
OpenAI Luncurkan Model Terbaru o3
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM- Dalam rangkaian pengumuman 12 hari OpenAI, perusahaan teknologi kecerdasan...