Thailand Temukan Kasus Pertama MERS, PM Minta Tenang
BANGKOK, SATUHARAPAN.COM – Pihak berwenang Thailand mengkonfirmasi kasus MERS pertama di negara tersebut, menandai menyebarnya sindrom pernapasan mematikan itu di Asia.
Menteri Kesehatan Masyarakat Rajata Rajatanavin pada Kamis (18/6) seperti dikutip cnn.com menyatakan seorang pria, pasien jantung dari Oman, dikonfirmasi sebagai pasien pertama MERS di Thailand, setelah melakukan perjalanan ke Timur Tengah pada 15 Juni.
Dia kini menjalani pemeriksaan di sebuah rumah sakit di Bangkok, dan kondisinya dinyatakan stabil.
Thailand dengan demikian menjadi negara ke-26 yang mengkonfirmasi kasus wabah MERS (Middle East respiratory syndrome/sindrom pernapasan Timur Tengah), sejak penyakit itu diidentifikasi pertama di Arab Saudi pada 2012.
59 Orang Diamati
berkaitan dengan temuan itu, Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha mendesak masyarakat agar tidak panik setelah negara itu mengumumkan temuan kasus pertama MERS.
"Tolong jangan panik. Kami sedang menangani masalah ini. Jika ada yang ragu-ragu terhadap gejala yang dialami, silakan hubungi rumah sakit-rumah sakit. Kita harus saling bantu, dan harap berhati-hati," ujar Chan-ocha kepada wartawan, Jumat (19/6), seperti dikutip voaindonesia.com.
Perdana Menteri Thailand mengatakan negaranya sangat siap menangani situasi itu, berdasarkan pengalaman masa lalu. "Enam puluh sembilan rumah sakit yang berpengalaman menangani SARS dan flu burung kini juga menangani kasus MERS. Mereka akan memeriksa apakah staf medis dan peralatan memadai, dan kesiapan ruang karantina," ujarnya. "Itu sebabnya kami mampu mengidentifikasi laki-laki itu karena selama ini kami selalu waspada."
Kepada VOA, pejabat-pejabat mengatakan, seorang dokter di Rumah Sakit Internasional Bumrungrad menduga pria tersebut mengidap MERS karena ia datang dari luar negeri, mengeluh mengalami gangguan pernapasan dan demam.
Sebanyak 59 orang lainnya sedang diamati karena mengidap gejala yang sama, baik di rumah sakit maupun di rumah. Mereka adalah penumpang yang duduk dua baris di depan atau di belakang laki-laki Oman tersebut dalam penerbangan ke Bangkok, petugas kesehatan, karyawan hotel dan sopir taksi, menurut Thanarath Phalipat, direktur biro epidemiologi Departemen Kesehatan Thailand.
Editor : Sotyati
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...